Tautan-tautan Akses

PM Finlandia Serukan Pemotongan Jam Kerja


Calon perdana menteri Finlandia berikutnya, Sanna Marin, setelah pemilihan calon perdana menteri SDP di Helsinki, Finlandia, 8 Desember 2019. (Foto: Vesa Moilanen/Lehtikuva/via REUTERS)
Calon perdana menteri Finlandia berikutnya, Sanna Marin, setelah pemilihan calon perdana menteri SDP di Helsinki, Finlandia, 8 Desember 2019. (Foto: Vesa Moilanen/Lehtikuva/via REUTERS)

Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin menyerukan pemotongan jam kerja yang sekarang berlaku delapan jam per hari. Hal tersebut disampaikan Marin dalam pidato intinya di hadapan Partai Sosial Demokrat pada Senin (24/8), dengan alasan jam kerja yang lebih pendek dapat diimbangi dengan peningkatan produktivitas.

Kantor berita Reuters melaporkan, Marin, yang melontarkan gagasan jam keja enam jam sehari sebelum menjadi perdana menter, perlu meyakinkan empat partai lain dalam koalisinya untuk mendorong pengurangan hari kerja di tengah meningkatnya pengangguran karena pandemi Covid-19.

“Kami perlu membuat visi yang jelas dan langkah-langkah konkret tentang bagaimana Finlandia dapat merealisasikan jam kerja yang lebih pendek dan karyawan Finlandia menuju kehidupan kerja yang lebih baik,” pemimpin berusia 34 tahun itu mengatakan kepada anggota partainya.

Marin, salah satu perdana menteri termuda di dunia, telah memimpin pemerintahan kiri-tengah Finlandia sejak Desember 2019, setelah sekutu dalam koalisinya memaksa pendahulunya, Antti Rinne, mengundurkan diri.

Bersama dengan Rinne, yang terus memimpin partai hingga Minggu (23/8), Marin telah mengarahkan pemerintah ke kiri, meningkatkan dana pensiun, dan membatalkan beberapa pemotongan belanja pemerintah sebelumnya.

Sebelumnya pada Senin (24/8), konferensi partainya menolak proposal untuk menguji coba dengan enam jam kerja sehari, alih-alih mengadopsi tujuan mempersingkat jam kerja atau menerepkan jam kerja yang lebih fleksibel.

Marin mengatakan jam kerja yang lebih pendek dapat meningkatkan produktivitas dan tidak bertentangan dengan keuangan publik yang kuat atau tujuan pemerintah untuk menaikkan tingkat penyerapan tenaga kerja Finlandia dari 73,7 persen saat ini menjadi setidaknya 75 persen.

“Kesejahteraan yang dihasilkan dari peningkatan produktivitas tenaga kerja harus dibagi tidak hanya antara pemilik dan investor tetapi juga kepada karyawan biasa,” katanya.

Marin menegaskan kembali rencana pemerintah untuk berinvestasi dalam pendidikan dan tujuannya untuk menjadikan Finlandia sebagai negara netral karbon pada 2035. Ia menyerukan investasi hijau untuk meningkatkan perekonomian. [ah/ft]

XS
SM
MD
LG