Tautan-tautan Akses

Daerah Terpencil dan Minim Tenaga Medis, Kepulauan Mentawai Dikarantina


Foto udara salah satu permukiman di Kepulauan Mentawai yang masih minim tenaga medis (foto: ilustrasi).
Foto udara salah satu permukiman di Kepulauan Mentawai yang masih minim tenaga medis (foto: ilustrasi).

Kepulauan Mentawai di Sumatera Barat menutup akses masuk dan keluar dari jalur laut serta udara untuk mencegah penyebaran virus corona di daerah tersebut. Bupati Kepulauan Mentawai menyebut kebijakan itu dilakukan lantaran wilayahnya merupakan daerah 3 T (terpencil, termiskin, dan terisolasi).

Bupati Kepulauan Mentawai, Yudas Sabbagalet memilih kebijakan mengarantina wilayahnya mulai 1 April 2020 hingga dua pekan ke depan. Tak ada lagi penerbangan perintis, kapal penumpang, kapal wisata, kapal penyeberangan, kapal perintis, dengan tujuan membawa orang dari seluruh pelabuhan atau bandara di wilayah pesisir Sumbar ke daerah yang berbatasan dengan Samudra Hindia tersebut.

Akibat karantina wilayah sementara itu sebanyak 150 wisatawan asing tertahan di Kepulauan Mentawai.

"Yang pertama tujuannya kami ingin memutus mata rantai penyebaran virus corona. Kami daerah kepulauan, dan daerah perbatasan dengan samudra. Di Sumbar hanya Kepulauan Mentawai yang daerah 3 T, terpencil, termiskin, dan terisolasi artinya adalah segala fasilitas minim," kata Yudas kepada VOA, Kamis (2/4).

Bupati Kepulauan Mentawai, Yudas Sabbagalet. (Courtesy: Humas Mentawai)
Bupati Kepulauan Mentawai, Yudas Sabbagalet. (Courtesy: Humas Mentawai)

Minimnya ketersediaan tenaga hingga infrastruktur medis untuk menangani virus corona juga menjadi alasan Kepulauan Mentawai dikarantina sementara. Yudas menyebut di Kepulauan Mentawai tak ada dokter spesialis paru. Satu-satunya jalan untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona adalah dengan memutus kontak dengan daerah luar.

"Kami tidak sanggup untuk menangani itu di sini, memang kami sudsah berusaha. Rumah sakit kami ala kadarnya. Sudah kami buat ruang isolasi tapi seadanya. Dokter spesialis saja kami tidak punya. Pertimbangan itu yang saya ambil kebijaksanaan," jelas Yudas.

Sementara itu, Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit menjelaskan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar tak mempermasalahkan kebijakan yang dilakukan oleh Kabupaten Kepulauan Mentawai.

"Kita bisa pahami kondisi Mentawai sangat sulit sekali jika ada pasien yang positif saja dan tidak mudah dilakukan evakuasi untuk ke Padang. Ini adalah kewenangan yang kami berikan ke mereka. Kepulauan Mentawai sudah berikan toleransi dari seminggu yang lalu dan sudah diumumkan. Tentunya dalam hal ini perusahaan angkutan yang terimbas ya mohon pengertiannya karena pemerintahan Mentawai mengatakan seandainya terjadi positif di sana akan sangat sulit sekali untuk mengatasinya," ucap Nasrul.

KMP Bakkat Menuang yang bersandar di Dermaga Tuapeijat, Sipora Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumbar. (Courtesy: Humas Pemkab Mentawai).
KMP Bakkat Menuang yang bersandar di Dermaga Tuapeijat, Sipora Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumbar. (Courtesy: Humas Pemkab Mentawai).

Lanjutnya, ketersediaan logistik di Kepulauan Mentawai selama dua pekan telah tercukupi. Sementara untuk masyarakat yang hendak masuk dan keluar dari Kepulauan Mentawai diminta memahami kondisi tersebut kendati belum ditemukan kasus positif corona di daerah itu.

"Jadi dengan kondisi-kondisi daerah seperti itu ya silakan saja. Itu ada surat dari gubernur sebagai panduan tapi dengan catatan kapal barang berjalan malam tetap beroperasi karena sembilan bahan pokok di Mentawai itu dari Kota Padang," tutup Nasrul.

Penutupan akses masuk dan keluar untuk mencegah penyebaran virus corona bukan hanya dilakukan Kabupaten Kepulauan Mentawai. Namun, daerah lain seperti Kabupaten Manggarai Barat di Nusa Tenggara Timur, kemudian Kabupaten Tolitoli di Sulawesi Tengah, dan Provinsi Papua, juga melakukan hal serupa, menutup semua akses keluar masuk sejak akhir Maret 2020. [aa/lt]

Daerah Terpencil dan Minim Tenaga Medis, Kepulauan Mentawai Dikarantina
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:59 0:00

Recommended

XS
SM
MD
LG