PBB
mengatakan korban sipil meningkat saat pasukan Sri Lanka bertempur dengan
pemberontak separatis, yang mengancam nyawa puluhan ribu warga sipil yang
terjebak diantara pihak-pihak yang bertempur di hutan-hutan bagian utara negara
itu.
Jurubicara PBB di Kolombo, Gordon Weiss mengatakan 52 warga sipil tewas dan
paling kurang 8 lainnya luka-luka di zona perang bagia utara Sri Lanka hari
Selasa saja.
Lebih jauh, katanya, serangan artileri berulang-ulang memaksa para pekerja
bantuan menutup fasilitas medis yang masih ada hari Rabu. Paling kurang 12 orang tewas oleh gempuran
meriam di rumahsakit itu sejak hari Minggu. Pemberontak dan pasukan pemerintah
saling menuduh yang lain sebagai yang melakukan serangan.
Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton dan rekannya dari Inggris, David
Milliband hari Selasa mengeluarkan pernyataan bersama bagi "periode
penghentian-tembakan sementara" untuk memberi warga sipil lintasan aman keluar
dari zona konflik.
Sebelumnya, para donor internasional utama Sri Lanka menyerukan agar Macan
Tamil menyerah, dalam upaya menyelamatkan warga sipil.