Tautan-tautan Akses

UNHCR Bersimpati pada Keluarga Korban Kapal Venezuela yang Terbalik


Sebuah kapal Venezuela yang membawa sedikitnya 25 penumpang tenggelam di lepas pantai timur Venezuela, di dekat kota Guiria, pada akhir pekan lalu, sebagai ilustrasi. (Foto: REUTERS/Umpi Welvaart)
Sebuah kapal Venezuela yang membawa sedikitnya 25 penumpang tenggelam di lepas pantai timur Venezuela, di dekat kota Guiria, pada akhir pekan lalu, sebagai ilustrasi. (Foto: REUTERS/Umpi Welvaart)

Komisi Tinggi PBB urusan Pengungsi (UNHCR) dan Organisasi Migrasi Internasional (IOM) menyatakan terbaliknya kapal yang membawa penumpang dari Venezuela menuju Trinidad dan Tobago harus menjadi “pengingat tentang risiko ekstrem melakukan perjalanan di laut, dan pergerakan lintas perbatasan tidak biasa” yang dilakukan para pengungsi dan imigran.

Kapal itu membawa sedikitnya 25 penumpang, termasuk anak-anak, sewaktu tenggelam di lepas pantai timur Venezuela, di dekat kota Guiria, pada akhir pekan lalu. Sebelas mayat berhasil ditemukan pada hari Sabtu, dan beberapa lainnya ditemukan hari Minggu.

Venezuela belum memberikan data resmi mengenai jumlah korban, tetapi sejumlah laporan memperkirakan sekitar 20 mayat telah diangkat dari laut.

“Kami turut berkabung bersama keluarga mereka yang kehilangan nyawa,” kata Eduardo Stein, Perwakilan Khusus bersama UNHCR dan IOM untuk Pengungsi dan Migran Venezuela dalam suatu pernyataan.

“Kita perlu bergabung untuk mencegah ini terjadi lagi,” kata Stein dalam pernyataan itu. Ditambahkan juga, organisasi-organisasi kemanusiaan siap membantu Venezuela untuk menyelamatkan mereka yang mungkin masih hilang di laut.

Banyak warga Venezuela yang lari menghindari kesulitan ekonomi di negara itu yang diperberat oleh lockdown karena wabah virus corona.

Lockdown yang menyebabkan penutupan perbatasan darat dan laut itu memaksa para pengungsi dan imigran menggunakan jalur-jalur yang tidak umum untuk menghindari kondisi ekonomi yang memburuk, sebut pernyataan itu.

Tahun lalu, tiga kapal dilaporkan hilang antara Venezuela dan pulau-pulau Trinidad dan Curacao di Karibia, dengan sedikitnya 80 orang tewas.

Stein menyatakan bahwa “upaya-upaya mendesak diperlukan untuk mencegah penyelundup dan pedagang manusia mengirim orang-orang dalam perjalanan yang berbahaya itu.” [uh/ab]

XS
SM
MD
LG