Tautan-tautan Akses

Sulitnya Mencari Fakta Dalam Banjir Informasi


Bob Schieffer (kiri), wartawan radio dan televisi kawakan Amerika, ketika berbicara dalam sebuah forum yang diselenggarakan oleh CSIS di Washington DC (foto: dok).
Bob Schieffer (kiri), wartawan radio dan televisi kawakan Amerika, ketika berbicara dalam sebuah forum yang diselenggarakan oleh CSIS di Washington DC (foto: dok).

Bob Schieffer adalah wartawan radio dan televisi kawakan Amerika yang telah bekerja di bidang itu selama 60 tahun lebih. Ia baru saja menerbitkan buku yang berjudul “Overload: Finding the Truth in Today’s Deluge of News", atau Mencari Fakta Dalam Banjir Informasi.

Schieffer menjelaskan sulitnya mencari berita yang benar dalam zaman digital ini, karena praktis semua orang yang punya telepon pintar atau komputer bisa menyampaikan pendapatnya lewat jaringan media sosial.

Kata Bob Schieffer, dulu sangat mudah mencari informasi, ketika di Amerika hanya ada tiga jaringan televisi dan tiap kota punya masing-masing satu surat kabar saja. Tapi, munculnya jaringan televisi kabel yang menyediakan ratusan atau bahkan ribuan saluran televisi telah mengurangi jumlah penonton dan menggerus pengaruh jaringan televisi yang sudah mapan.

Maraknya penerbitan digital mengakibatkan anjloknya oplah suratkabar dan majalah cetak, serta banjirnya “informasi” yang muncul dari berbagai sumber yang sah maupun yang palsu, yang berusaha menyesatkan pembaca atau pemirsanya.

Presiden Donald Trump sejak tahun lalu telah menuduh pers yang dianggap mapan sebagai sumber "fake news" (berita bohong) dan ia kerap menggunakan jaringan Twitter untuk melancarkan serangan-serangannya.

Schieffer mengatakan, “Pemerintahan Presiden Trump berusaha menggambarkan pers yang bebas sebagai partai oposisi, yang dijalankan oleh orang-orang yang ingin mendapat kekuasaan. Tapi bukan itu yang kami lakukan. Kita harus ingat bahwa politisi tugasnya adalah menyampaikan pesan, sedangkan tugas wartawan adalah mengecek pesan itu, apakah betul atau tidak, dan apa dampaknya bagi rakyat.”

Bob Schieffer menambahkan bahwa itulah tugas yang diberikan pada wartawan oleh para pendiri negara Amerika, karena pers yang bebas adalah tiang demokrasi yang paling kuat.

Namun, dengan melimpahnya informasi yang kita peroleh lewat Twitter, Facebook, WhatsApp, dan Youtube bagaimana kita bisa membedakan mana informasi yang betul dan sah dan mana yang palsu?

“Kita harus terus melakukan apa yang kita lakukan sejak lama, yaitu berusaha menentukan mana yang betul dan mana yang salah. Tapi, tambah Schieffer, “ini adalah tugas yang sangat besar dan sulit, karena kita harus memilah-milah dari sekian banyak informasi yang terus datang dari segala penjuru lewat internet.” [ii]

XS
SM
MD
LG