Tautan-tautan Akses

Rusia Khawatirkan Pengunduran Flynn, Tolak Kembalikan Krimea ke Ukraina


Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov (Foto: dok).
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov (Foto: dok).

Rusia bersikap membela diri dan hati-hati setelah pengunduran diri penasehat keamanan nasional Presiden Donald Trump, Michael Flynn, yang dianggap paling bersahabat dengan Kremlin dalam pemerintahan baru Amerika Serikat. Pendirian Trump yang lebih keras menyangkut Krimea pekan ini juga membuat Rusia khawatir.

Kegembiraan Rusia dengan terpilihnya Trump sebagai presiden memudar setelah pengunduran diri Flynn dan seruan Trump terhadap Rusia untuk mengembalikan Krimea ke Ukraina. Rusia menganggap Flynn kunci untuk mendorong hubungan yang lebih baik dengan Amerika Serikat.

"Saya kira ini mengkhawatirkan para legislator Rusia dan para pembuat kebijakan Rusia karena selama ini ia dianggap salah satu dari sedikit politisi Amerika yang pro-Rusia,” kata Pavel Sharikov, pakar politik dari Lembaga Kajian Amerika Serikat dan Kanada.

Sementara Kremlin menyebut pengunduran diri Flynn sebagai masalah internal Amerika Serikat, para legislator Rusia menggambarkannya sebagai langkah menentang Rusia yang dimotivasi secara politik.

"Ya, Flynn menulis dalam laporannya bahwa ia tidak mengungkapkan kepada presiden mengenai komunikasinya dengan pemimpin Kedubes Rusia di Amerika Serikat. Namun, kemungkian, ini semacam aksi politik dan informasi yang sudah dipersiapkan sebelumnya,” komentar Leonid Slutsky, ketua Komisi Hubungan Luar Negeri Duma atau Majelis Rendah Parlemen Rusia.

Para pejabat Rusia secara terang-terangan menentang seruan Trump, untuk kali pertama, agar Rusia meredakan kekerasan di Ukraina dan mengembalikan Semenanjung Krimea yang dianeksasinya pada 2014.

"Kami tidak akan menyerahkan wilayah kami. Krimea adalah wilayah milik Federasi Rusia,” jelas juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova.

Para legislator Amerika Serikat tidak menyia-nyiakan kesempatan. Mereka memperkenalkan RUU yang akan menghalangi Trump mencabut sanksi terhadap Rusia menyangkut Ukraina tanpa persetujuan Kongres.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, membantah laporan The New York Times mengenai adanya kontak antara kubu kampanye kepresidenan Trump dan agen-agen intelijen Rusia. Trump sendiri menyebut laporan itu tidak masuk akal.

"Ini benar-benar laporan surat kabar yang tidak berdasarkan fakta. Yang tidak mengarah ke fakta-fakta yang sesungguhnya,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

Sejumlah pihak di Amerika Serikat menyerukan diadakannya penyelidikan yang lebih mendalam mengenai hubungan Gedung Putih dengan Rusia.

Rusia sendiri, meski masih berharap hubungannya dengan Amerika Serikat akan membaik di bawah pemerintahan Trump, semakin khawatir dengan kontroversi dan kekrisuhan politik yang terjadi.

Yang juga menambah ketegangan adalah adanya tuduhan bahwa Kremlin melanggar perjanjian misil dengan Amerika Serikat karena menempatkan kapal-kapal pengintainya di lepas pantai timur Amerika Serikat dan menerbangkan jet-jetnya dekat kapal Angkatan Laut Amerika Serikat di Laut Hitam. Kremlin membantah tuduhan itu dan Presiden Trump belum mengeluarkan komentar. [ab/lt]

Recommended

XS
SM
MD
LG