Tautan-tautan Akses

Remaja Ohio Yang Kritisi Sikap Anti-Vaksin Ibunya, Jadi Bintang di Senat


Ethan Lindenberger berjabat tangan dengan ketua Komite Kesehatan, Pendidikan, Tenaga Kerja, dan Pensiun, Sen. Lamar Alexandter, R-Tennessee, kanan, sebelum dimulainya sidang dengar pendapat di Capitol Hill, Washington, D.C., 5 Maret 2019 untuk pengkajian masalah vaksin
Ethan Lindenberger berjabat tangan dengan ketua Komite Kesehatan, Pendidikan, Tenaga Kerja, dan Pensiun, Sen. Lamar Alexandter, R-Tennessee, kanan, sebelum dimulainya sidang dengar pendapat di Capitol Hill, Washington, D.C., 5 Maret 2019 untuk pengkajian masalah vaksin

Seorang remaja Ohio yang menentang sikap anti-vaksin ibunya dan menerima beberapa suntikan untuk mencegah terjangkit penyakit berbahaya, menjadi bintang utama dalam sidang dengar pendapat di Senat hari Selasa (5/3).

Ethan Lindenberger yang berusia 18 tahun mengatakan ia melakukan penelitian sendiri dan menyimpulkan bahwa ibunya salah karena yakin bahwa vaksin adalah hal yang tidak aman dan dapat menyebabkan autisme.

Lindenberger mengatakan “cinta, kasih sayang dan perhatian ibunya sangat nyata,” tetapi menambahkan bahwa sekolahnya di Norwalk, Ohio, melihatnya sebagai “ancaman kesehatan” karena potensi bahaya bahwa ia dapat jatuh sakit karena penyakit menular.

Lindenberger memberi kesaksian bahwa penelitiannya sendiri meyakinkan dirinya bahwa vaksin merupakan sesuatu yang aman, tetapi masih gagal meyakinkan ibunya.

Tanpa persetujuan ibunya, Lindenberger datang ke klinik untuk mendapat vaksin kekebalan terhadap hepatitis, influenza, tetanus, HPV, polio, campak, gondong dan rubella.

Ia mengatakan ibunya masih menggunakan apa yang disebutnya sebagai “sumber-sumber tidak sah yang menanamkan rasa takut pada publik.”

Lindenberger pertama kali menjadi berita utama di media akhir tahun lalu ketika ia memasang pesan di media sosial, yang menyatakan “kedua orang tua saya mengira vaksin adalah semacam skema pemerintah… Tuhan tahu betapa saya masih hidup,” dan menanyakan panduan untuk melindungi dirinya.

Ia mengatakan ribuan anak lain memasang pesan serupa dan betapa ia ingin anak-anak ini mengetahui bahwa mereka tidak selalu perlu mendapatkan ijin orang tua supaya dapat divaksinasi.

Dengar pendapat Senat hari Selasa dilakukan, sebagian untuk menanggapi meluasnya wabah campak.

Saat ini ada 200 kasus campak yang diketahui terjadi di 11 negara bagian, dimana daerah-daerah di Pasifik Barat Laut menjadi wilayah yang paling parah terkena penyakit ini. [em]

XS
SM
MD
LG