Tautan-tautan Akses

Pernyataan Pimpinan Alibaba Picu Debat tentang Jam Kerja di China


Salah satu pendiri Alibaba, Jack Ma (kanan) dan Kepala Eksekutif Tencent Holdings, Pony Ma, bertepuk tangan dalam rapat perayaan yang menandai dirgahahy kebijakan “reformasi dan keterbukaan” China yang ke-40 di Balai Rakyat, Beijing, 18 Desember 2018 (foto: Wang Zhao/AFP)
Salah satu pendiri Alibaba, Jack Ma (kanan) dan Kepala Eksekutif Tencent Holdings, Pony Ma, bertepuk tangan dalam rapat perayaan yang menandai dirgahahy kebijakan “reformasi dan keterbukaan” China yang ke-40 di Balai Rakyat, Beijing, 18 Desember 2018 (foto: Wang Zhao/AFP)

Taipan e-commerce China Jack Ma telah lama menjadi contoh mengenai bagaimana kekuatan bermimpi besar, kepemimpinan yang kuat dan kerja keras dapat menciptakan kekayaan luar biasa besar dalam ekonomi China.

Namun pernyataan yang baru-baru ini dilontarkan oleh pimpinan raksasa bisnis online China Alibaba itu, bahwa generasi muda harus siap bekerja 12 jam per hari, enam hari per minggu, telah memicu perdebatan publik mengenai keseimbangan kerja dan hidup di negara itu.

Ma adalah salah satu orang terkaya di China. Pernyataannya itu mengundang kecaman dan juga dukungan, sementara ekonomi China memasuki masa pertumbuhan yang lebih lambat, dan orang-orang muda tidak ingin menjalani pekerjaan membosankan yang kerap dialami orang tua mereka.

Surat kabar People’s Daily yang menjadi corong Partai Komunis yang berkuasa mengeluarkan tajuknya pekan ini yang menyebutkan kerja lembur wajib mencerminkan keangkuhan manajerial serta “tidak praktis dan tidak adil” bagi para pekerja. Keluhan yang muncul di internet mencakup kecaman terhadap jam kerja yang panjang yang disebut menyebabkan rendahnya tingkat kelahiran.

Kekhawatiran perusahaan-perusahaan dapat dimengerti tetapi cara menghilangkan kekhawatiran itu adalah tidak membuat para pegawai bekerja lembur sebanyak mungkin, sebut People’s Daily. [uh]

Recommended

XS
SM
MD
LG