Tautan-tautan Akses

Wabah Corona Turunkan Permintaan, OPEC Usahakan Pangkas Produksi


Markas besar OPEC di Wina, Austria. (Foto: dok).
Markas besar OPEC di Wina, Austria. (Foto: dok).

Negara-negara penghasil minyak yang tergabung dalam OPEC menyerukan pengurangan tajam produksi sebanyak 1,5 juta barrel per hari supaya harga-harga jangan terus turun karena adanya epidemi virus corona.

Negara-negara produsen minyak yang tergabung dalam OPEC sedang mempertimbangkan akan memangkas produksinya untuk menahan anjloknya harga-harga minyak akibat dampak wabah virus corona.

Pertemuan para menteri perminyakan 14 negara anggota OPEC, di Wina, Austria hari Kamis (5/3), tampak jelas terpengaruh virus corona. Para wartawan dilarang memasuki gedung-gedung di markas besar OPEC, dan mereka disediakan sebuah lokasi di luar gedung yang memungkinkan mereka mewawancara para pejabat yang datang.

Usul itu baru akan berhasil apabila negara-negara penghasil minyak besar yang bukan anggota OPEC, seperti Rusia, setuju untuk mengurangi produksinya.

Menteri Perminyakan Iran Bijan Zangeneh mengatakan hari Kamis dalam pertemuan di Wina, pemangkasan produksi itu bisa dimulai pada kwartal kedua tahun ini. Ketika ditanya apakah OPEC punya rencana lain apabila Rusia tidak mau ikut mengurangi produksi, Zangeneh mengatakan “Tidak. Kami tidak punya rencana lain.”

Pernyataan OPEC itu mengatakan, anggota OPEC akan mengurangi produksi satu juta barrel per hari, sementara negara-negara yang bukan anggota akan mengurangi setengah juta barrel lagi.

Menteri Perminyakan Saudi, Abdul-Aziz bin Salman, yang ditanya apakah Rusia akan ikut dalam pengurangan produksi itu menjawab: “Kita lihat saja besok.”

Bjarne Schieldrop, analis senior bagian komoditas pada bank SEB mengatakan, “Harapannya adalah Rusia akan ikut memangkas produksi.”

Ia yakin bahwa negara-negara anggota OPEC dan produsen lainnya akan mengurangi produksi supaya harga minyak jangan turun sampai 40 atau bahkan 30 dollar per barrel. Tapi pengurangan yang diusulkan OPEC itu, tambah Schieldrop, tidak cukup banyak untuk menaikkan harga minyak dari 50 dollar dalam waktu beberapa bulan ke depan.

Harga minyak acuan internasional hari Kamis tercatat 51 dollar per barrel, turun dari 69 dollar pada permulaan tahun ini.

Sejak wabah virus corona mulai merebak bulan lalu di China, perjalanan udara ke negara yang merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia itu, hampir sama sekali terhenti dan hal tersebut secara signifikan menurunkan permintaan bahan bakar untuk penerbangan. Banyak pabrik di sana juga tidak beroperasi, karena banyak kota diisolasi untuk mengontrol penyebaran virus. Perusahaan-perusahaan besar di berbagai penjuru dunia juga menghentikan perjalan-perjalanan bisnis sebagai langkah antisipasi wabah virus itu.

Harga-harga minyak mengalami kestabilan menjelang pertemuan pekan ini karena munculnya harapan bahwa OPEC dan negara-negara bukan anggota OPEC akan menyepakati pemangkasan produksi lebih banyak. Sejumlah analis memprediksi OPEC akan sepakat memangkas produksinya hingga 1 juta barel per hari, selain pemangkasan yang telah berlakukan sekarang. Harga-harga minyak mentah turun 25 persen sejak Januari.

Pada Desember, negara-negara OPEC sepakat untuk memangkas produksi sebesar 1,7 juta barel per hari, meningkat dari 1,2 juta barel per hari dari yang telah diberlakukan selama tiga tahun terakhir. [ab/uh]

Recommended

XS
SM
MD
LG