Tautan-tautan Akses

Obama Ingatkan Soal Perpecahan, Ketidakpastian Politik


Presiden AS, Barack Obama (kanan) di dampingi di atas panggung oleh Ibu Negara, Michelle Obama, putrinya Malia, Wapres AS Joe Biden dan istrinya, Jill Biden, setelah selesai menyampaikan pidato perpisahannya (10/1). Chicago, Illinois. (foto: REUTERS/Jonathan Ernst)
Presiden AS, Barack Obama (kanan) di dampingi di atas panggung oleh Ibu Negara, Michelle Obama, putrinya Malia, Wapres AS Joe Biden dan istrinya, Jill Biden, setelah selesai menyampaikan pidato perpisahannya (10/1). Chicago, Illinois. (foto: REUTERS/Jonathan Ernst)

Sepuluh hari menjelang meninggalkan Gedung Putih dan menjadi warga biasa, Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyampaikan pidato perpisahan kepada bangsanya.

Obama menggunakan pidato Senin malam di Chicago untuk menekankan pencapaian pemerintahannya selama delapan tahun terakhir dan mengingatkan tentang risiko yang dihadapi demokrasi Amerika dari perpecahan dan ketidakpastian politik.

Ia mengatakan Amerika ‘kini lebih baik dan lebih kuat” dari pada ketika ia mulai menjabat tahun 2009.

Pidato Perpisahan Obama
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:22 0:00

“Jika saya mengatakan delapan tahun lalu bahwa Amerika akan mengatasi resesi besar, membangkitkan industri otomotif kita dan menciptakan lapangan pekerjaan terpanjang dalam sejarah, jika saya mengatakan kita akan membuka babak baru dengan rakyat Kuba, menghentikan program senjata nuklir Iran tanpa melepaskan tembakan dan menyingkirkan otak serangan 11 September, jika saya mengatakan kita akan memenangkan kesetaraan perkawinan dan memastikan hak untuk mendapat asuransi kesehatan bagi 20 juta lagi warga kita, anda mungkin mengatakan harapan kita terlalu tinggi.”

Memahami perpecahan politik saat ini di Amerika, Obama mendesak rakyat Amerika untuk mencari persamaan dengan yang lainnya dan mengatakan meskipun “demokrasi tidak mewajibkan kesamaan” tapi “memerlukan rasa solidaritas mendasar.”

Obama memperingatkan bahwa Amerika menghadapi serangkaian ancaman demokrasi seperti isu-isu ekonomi dan ketidaksetaraan ras yang tiada habisnya.

“Jika setiap isu ekonomi dipandang sebagai perjuangan antara seorang pekerja keras kulit putih kelas menengah dan minoritas yang tidak berhak maka para pekerja semua ras akan berjuang dari bawah sementara yang kaya semakin manarik diri pada lingkungan mereka sendiri," ujarnya.

Tapi Obama mengatakan lebih optimistis mengenai Amerika sekarang dari pada ketika ia mulai menjabat dan menghimbau pada warga untuk terus terlibat dalam proses demokrasi.

“Saya meminta anda untuk mempertahankan keyakinan yang tertuang dalam dokumen-dokumen pendiri kita “ ide yang dibisikkan oleh para budak dan penghapus perbudakan: semangat yang dikumandangkan oleh para migran dan mereka yang memperjuangkan keadilan; ditegaskan oleh mereka yang menancapkan bendera dari medan tempur di luar negeri sampai ke permukaan bulan; sebuah keyakinan pada setiap warga Amerika yang sejarahnya belum tertulis; Ya, kita bisa. Ya, sudah kita lakukan. Ya kita bisa.” [my/al]

XS
SM
MD
LG