Tautan-tautan Akses

Nyepi dan Merayakan Tahun Baru Caka di Luar Negeri


Para penjaga Hindu Bali, yang dikenal sebagai Pecalang, berpatroli di jalanan dekat Bandara Internasional Ngurah Rai pada hari hening, menjelang pelaksanaan Nyepi di Bali (foto: ilustrasi).
Para penjaga Hindu Bali, yang dikenal sebagai Pecalang, berpatroli di jalanan dekat Bandara Internasional Ngurah Rai pada hari hening, menjelang pelaksanaan Nyepi di Bali (foto: ilustrasi).

Umat Hindu Indonesia Minggu 14 Maret 2021 merayakan pergantian tahun, Tahun Caka 1943. Tahun baru dirayakan dengan tradisi Nyepi, merenungkan pencapaian diri dan menghentikan sementara kegiatan duniawi selama 24 jam. Bagi umat yang berada di luar negeri merayakan Nyepi berbeda dengan di tanah air, bagaimana mereka melaksanakan pergantian tahun ini?

Umat Hindu Indonesia baru saja melewati pergantian Tahun Caka 1942 untuk menyambut Tahun Caka baru 1943 dengan pelaksanaan Nyepi, Minggu 14 Maret 2021 mulai pukul 6 pagi waktu setempat hingga 6 pagi, Senin 15 Maret 2021.

Sebagaimana biasanya pada hari Nyepi, umat melakukan empat pembatasan diri (brata) yaitu, Amati Geni (tidak menyalakan api, lampu), Amati Karya (tidak bekerja atau melakukan aktifitas fisik), Amati Lelanguan (Tidak bersenang-senang atau menghibur diri) dan Amati Lelungan (Tidak bepergian ke luar rumah).

Perbedaan waktu siang dan malam antara Indonesia dan Amerika menyebabkan umat di AS, baru menyelesaikan Nyepi 12-13 jam setelah di Indonesia, namun ada pula yang melaksanakan Nyepi sesuai dengan waktu di Indonesia.

Made Erna H Suponder, Pemeluk Hindu di negara bagian Oregon, AS (foto: courtesy).
Made Erna H Suponder, Pemeluk Hindu di negara bagian Oregon, AS (foto: courtesy).

Made Erna H. Suponder, penduduk Beaverton, di negara bagian Oregon yang sudah menetap di AS selama 12 tahun, sedang berkunjung di kediaman keluarganya di New Mexico pada hari Nyepi.

“Ingin mengikuti hari Nyepi seperti di Bali, untuk puasa, brata penyepian, karena saya berada di luar negeri, hambatannya tidak bisa melakukan brata penyepian secara penuh. Amati Geni yang tidak bisa saya tepati, kalau yang lainnya saya berusaha tepati," tukasnya.

I Made Suastawa, Pemeluk Hindu di South Carolina (foto: courtesy).
I Made Suastawa, Pemeluk Hindu di South Carolina (foto: courtesy).

I Made Suastawa, umat Hindu Indonesia lainnya tinggal di kota Florence di negara bagian South Carolina. Pekerjaan dan kewajibannya sebagai juru masak terkadang juga membuat pelaksaan Nyepi tidak berjalan seperti yang diinginkannya.

"Karena tuntutan kerja kita agak menyimpang sedikit dalam pelaksaan Nyepi tapi kita tetap melaksanakan persembahyangan dengan teman-teman kita yang kebetulan juga beragama Hindu," ujarnya.

Di Jerman, Cokorda Lilush Widnyana, tinggal jauh di daerah pedesaan di luar Bayern, Munich. Lilush mengatakan cukup banyak umat Hindu asal Bali yang tinggal dan bekerja pelosok Jerman dan umumnya menjalankan Nyepi sesuai dengan situasi yang mereka hadapi.

Cokorda Lilush Widnyana (foto: courtesy).
Cokorda Lilush Widnyana (foto: courtesy).

“Mebrata dilakukan dan tinggal di rumah istilahnya tinggal saja di rumah. Tapi saya sendiri karena ingin berpartisipasi, menghormati kepercayaan kita sendiri, setidaknya tidak keluar rumah, menyepikan diri,” kata Lilush.

Perbedaan waktu atau jenis-jenis pembatasan yang dilakukan hanyalah salah salah satu dari beberapa pelaksanaan Nyepi yang berbeda di Luar Negeri namun umat yang tinggal di luar negeri seperti juga umat lainnya berharap tahun baru akan membawa rasa damai dan kehidupan yang lebih baik.

“Damai di hati kita, semoga damai di dunia, damai selalu agar semua penyakit-penyakit hilang, agar baik bagi negara Indonesia, Amerika, dunia, agar normal kembali,” harap Erna.

Nyepi dan Merayakan Tahun Baru Caka di Luar Negeri
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:28 0:00

Sesajen Hindu (Courtesy: Gus Santi)
Sesajen Hindu (Courtesy: Gus Santi)

Umat Hindu Indonesia khususnya di Bali mengenal serta mengakui konsep pelaksanaan tatacara yang disesuaikan dengan tradisi tempat , waktu dimana seseorang tinggal (Desa Kala Patra), sehingga tidak wajib menjalankan sepenuhnya tata cara sebagaimana yang dilakukan di Indonesia atau di Bali. [my/ka]

Recommended

XS
SM
MD
LG