Tautan-tautan Akses

Kota New York  Belajar Menerima Realitas Baru


Patung Liberty digambarkan di depan Lower Manhattan sebelum matahari terbit di tengah pandemi virus corona pada 19 Juli 2020 di New York City. (Foto: AFP/Johannes Eisele)
Patung Liberty digambarkan di depan Lower Manhattan sebelum matahari terbit di tengah pandemi virus corona pada 19 Juli 2020 di New York City. (Foto: AFP/Johannes Eisele)

Penduduk kota New York menyesuaikan kegiatan keseharian mereka  dengan kenyataan baru. VOA mengunjungi Wall Street dan  studio perancang busana di kota ini untuk mengamati perubahan  gaya hidup dan kebiasaan sejak Maret.

Konsultasi busana dilakukan secara daring ketika desainer dan pencinta busana Martina Dietrich membantu kliennya menyiapkan koleksi pakaian pasca karantina.

“Jadi, yang benar-benar kita perlukan adalah dari bagian ini sampai ke sini, karena kita semua duduk di depan laptop dan komputer ketika mengikuti pertemuan lewat Zoom," kata Martina Dietrich, perancang busana.

Pandemi telah mengubah gaya hidup di seluruh AS. Busana secara tidak langsung juga berubah, mengakhiri penggunaan pakaian kantor dan menjadikan kenyamanan sebagai prioritas. Pada era Zoom, itu berarti mengalihkan perhatian dari pakaian lengkap, ke pakaian yang cocok tampak di layar kecil laptop.

“Mantel ini juga bisa dibalik dan, kalau keluar rumah bisa mengenakan pakaian dengan punggung terbuka. Tapi kita duduk di depan komputer ketika melakukan Zoom… dan mantel ini bisa dibalik. Saya selalu membuat pakaian yang bisa multi guna," kata Martina Dietrich.

Lavinia Tomassini, 14, menggunakan iPad-nya untuk mengikuti kelas bahasa Prancis online, sebagai ilustrasi. (Foto: Reuters)
Lavinia Tomassini, 14, menggunakan iPad-nya untuk mengikuti kelas bahasa Prancis online, sebagai ilustrasi. (Foto: Reuters)

Kota New York sedang mencoba semua jenis kenormalan baru. Dampak pandemi dirasakan di setiap bidang kehidupan, bahkan untuk hal-hal yang sudah mendarahdaging dalam rutinitas sehari-hari harus berubah dan disesuaikan.

“Saya harus belajar secara daring sekarang, instruksinya tidak bisa saya pahami sepenuhnya. Berbeda ketika kita di kelas dan di rumah," kata Elaine, seorang mahasiswa.

“Saya sudah 35 tahun di sini dan belum pernah menyaksikan yang seperti ini. Semua tabungan saya habis, saya tidak punya tabungan lagi," kata Dan, seorang pengangguran.

“Hidup sudah berubah. Hal-hal yang biasa saya lakukan tidak bisa lagi saya lakukan. Tempat-tempat lama, tidak bisa lagi saya kunjungi. Tidak bisa berkomunikasi dengan keluarga dan semacamnya. Ini benar-benar berdampak besar, tetapi saya hanya bisa pelan-pelan menerimanya," tambah Louise.

Kereta bawah tanah, masih separuh kosong, karena penduduk New York lebih suka berjalan kaki. Orang yang kembali bekerja lebih merasa aman mengendarai mobil mereka.

Banyak bisnis tutup. Hingga Januari lebih dari 600 ribu pekerjaan kemungkinan hilang.

Toko-toko yang khusus menjual pakaian kantor, satu per satu mengumumkan bangkrut, di antaranya Brooks Brothers, Ann Taylor, Neiman Marcus, Loft dan Lord & Taylor.

Michael Potter mempertimbangkan pindah ke kantor baru. Perusahaannya, Monarch Capital sudah menempati ruang perkantoran di gedung yang sekarang sejak awal tahun 2000-an. Namun pandemi menghantam sektor investasi cukup keras dan bisnis tidak bisa terus berjalan seperti sebelumnya.

“Kami tidak memerlukan banyak staf pendukung. Kami menyadari jika bekerja dari rumah, kami bisa menyelesaikan banyak hal sendiri dan tidak memerlukan staf pendukung administratif atau operasional," kata Potter.

Banyak orang berharap situasi akan kembali normal pada bulan September. Otirita kota New York telah mengumumkan siswa bisa kembali ke sekolah, yang berarti sebagian orang tua mungkin bisa kembali bekerja.

Tetapi sebagian kantor mungkin tidak akan memiliki jumlah pekerja sebanyak sebelum Covid-19. [my/ii]

XS
SM
MD
LG