Tautan-tautan Akses

Keputusasaan Meledak Jadi Amarah, Korban Gempa Palu Meningkat


Seorang pria membawa barang-barang yang ditemukannya dari antara puing-puing reruntuhan bangunan di Donggala, Sulawesi Tengah, 2 Oktober 2018.
Seorang pria membawa barang-barang yang ditemukannya dari antara puing-puing reruntuhan bangunan di Donggala, Sulawesi Tengah, 2 Oktober 2018.

Keputusasaan meledak menjadi kemarahan, empat hari setelah gempa bumi dan tsunami memorak-porandakan beberapa bagian Sulawesi, menyebabkan warga yang lapar menjarah makanan dari toko-toko yang rusak pada hari Selasa (2/10) dan memohon presiden Joko Widodo agar segera memberi bantuan. Jumlah korban tewas yang dikukuhkan telah melampaui 1.200 orang sementara ratusan lainnya luka parah dan masih banyak lagi yang terperangkap di bawah reruntuhan.

Sebagian besar perhatian petugas pertolongan sejauh ini adalah kota Palu yang paling parah diguncang gempa. Kota ini berpenduduk sekitar 380 ribu orang dan mengalami kerusakan berat. Daerah-daerah lain yang juga parah diguncang gempa banyak yang terisolasi karena jalan-jalan yang tidak dapat dilewati serta putusnya jaringan listrik dan telepon setelah gempa berkekuatan 7,5 pada hari Jumat dan memicu tsunami yang dikabarkan mencapai ketinggian enam meter di beberapa tempat.

Sebuah kapal terdampar di pantai pasca gempa bumi dan tsunami yang menghantam daerah di Wani, Donggala, Sulawesi Tengah, 1 Oktober 2018. (Foto: Antara Foto / Muhammad Adimaja / via REUTERS)
Sebuah kapal terdampar di pantai pasca gempa bumi dan tsunami yang menghantam daerah di Wani, Donggala, Sulawesi Tengah, 1 Oktober 2018. (Foto: Antara Foto / Muhammad Adimaja / via REUTERS)

Mohamad Taufik, warga Donggala, yang lima kerabatnya belum ditemukan mengaku merasa seperti anak tiri karena semua bantuan ditujukan ke Palu. Taufik mengatakan banyak anak-anak di tempatnya yang sakit dan lapar, akan tetapi di sana tidak ada susu atau obat-obatan.

Korban tewas di semua daerah yang terimbas gempa mencapai 1.234, kata juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta. Masih banyak lagi orang yang terperangkap di Sigi dan Balaroa, yang berarti ada kemungkinan jumlah korban akan bertambah.

Layanan bagi pengungsi membaik dengan datangnya bantuan logistik, jelas Nugroho. Namun ia menambahkan bahwa masih perlu banyak waktu untuk menangani semua masalah.

Sebuah pesawat khusus yang membawa 12 ribu liter BBM telah tiba dan truk-truk pengangkut makanan sedang dalam perjalanan dengan pengawalan polisi untuk mencegah aksi penjarahan. Nugroho mengatakan banyak pom bensin tidak dapat beroperasi akibat rusak karena gempa atau karena orang-orang yang mencuri BBM.

Di Donggala, perasaan frustrasi menunggu berhari-hari tanpa bantuan membuat marah sebagian orang.

Seorang warga dalam rekaman video yang ditayangkan stasiun TV setempat berteriak meminta presiden memberi perhatian pada Donggala karena kurangnya bantuan yang tiba dikotanya.

Bupati Donggala Kasman Lassa mengizinkan warga untuk mengambil hanya makanan dari toko-toko. “Semua orang lapar dan mereka ingin makan setelah beberapa hari tidak makan,” kata Lassa di stasiun TV lokal. Pemda telah mengantisipasinya dengan menyediakan makanan, nasi tetapi itu tidak mencukupi karena banyaknya warga yang membutuhkan.

Keputusasaan tampak juga di Palu. Berbagai poster muncul di sepanjang jalan bertuliskan “Kami butuh makanan” dan “Kami perlu bantuan,” sementara anak-anak mengemis di jalan-jalan dan tampak antrean panjang mobil untuk mengisi BBM. [uh]

Recommended

XS
SM
MD
LG