Tautan-tautan Akses

Jurnalis Al Jazeera Asal Mesir Kembali ke Rumah Setelah 4 Tahun Dipenjara


Mahmoud Hussein, jurnalis stasiun televisi Al Jazeera milik Qatar, tiba di rumahnya di Kairo pada Sabtu (6/2) setelah empat tahun mendekam di penjara Mesir. (Foto: AP/Amr Nabil)
Mahmoud Hussein, jurnalis stasiun televisi Al Jazeera milik Qatar, tiba di rumahnya di Kairo pada Sabtu (6/2) setelah empat tahun mendekam di penjara Mesir. (Foto: AP/Amr Nabil)

Mahmoud Hussein, jurnalis stasiun televisi Al Jazeera milik Qatar, tiba di rumahnya di Kairo pada Sabtu (6/2) setelah empat tahun mendekam di penjara Mesir. Pembebasan Hussein terjadi di tengah menghangatnya hubungan kedua negara, kata laporan AFP.

Warga negara Mesir berusia 54 tahun itu dibebaskan pada Kamis (4/2) dari sebuah penjara di Kairo, kata puterinya Azzahra Hussein dan seorang sumber keamanan kepada AFP. Namun, persyaratan tebusan di sebuah kantor polisi di Kairo selatan masih difinalisasi.

"Ayahnya meninggal sebelum sempat menyaksikan momen ini, dia sudah menunggunya dari dulu." kata ibu Hussein kepada AFP, sebelum kedatangan puteranya.

Ibunya menggenggam sebuah kalung dengan foto Hussein. Dia dikelilingi oleh sejumlah saudara dan pendukung yang memasang lampu-lampu berwarna warni untuk merayakan kepulangan Hussein.

Al Jazeera, yang berkampanye setiap hari menyerukan pembebasan Hussein, telah berulang kali mengatakan dia ditahan "tanpa dakwaan ataupun pengadilan resmi."

Menurut undang-undang (UU) Mesir, tahanan bisa ditempatkan dalam penahanan pra-sidang hingga dua tahun, tapi pihak berwenang sering memperpanjangnya.

"Meskipun ada persyaratan tebusan... Ayah sudah keluar dari kantor polisi, syukurlah. Kebebasan bagi semua yang tertindas," cuit seorang puteri lainnya yang berbasis di Paris, Aya Hussein.

Pembebasan Hussein terjadi sekitar dua minggu setelah Mesir dan Qatar memulihkan hubungan diplomatik, setelah ketegangan selama tiga tahun.

Kairo sangat kritis terhadap Al Jazeera, menganggapnya sebagai corong Ikhwanul Muslimin.

Kelompok itu dilarang keberadaannya setelah Presiden Abdel Fattah al-Sisi memimpin militer menggulingkan Mohamed Morsi yang Islamis pada 2013. [vm/ft]

XS
SM
MD
LG