Tautan-tautan Akses

Jenderal AS Akui Jawaban yang Dibutuhkan atas Kematian Tentara di Niger


Myeshia Johnson, Janda Sersan AD La David Johnson, satu di antara empat tentara pasukan khusus yang terbunuh di Niger, duduk dengan putrinya, Ah'Leeysa Johnson pada upacara pemakaman di Hollywood, Florida, 21 Oktober 2017.
Myeshia Johnson, Janda Sersan AD La David Johnson, satu di antara empat tentara pasukan khusus yang terbunuh di Niger, duduk dengan putrinya, Ah'Leeysa Johnson pada upacara pemakaman di Hollywood, Florida, 21 Oktober 2017.

Ketua Gabungan Kepala Staf Amerika Jenderal Joseph Dunford mengatakan rakyat Amerika, termasuk keluarga empat tentara yang gugur di Niger berhak mendapat jawaban atas serangan mematikan yang mengakibatkan kematian empat tentara tersebut bulan ini.

Jenderal Dunford hari Senin mengatakan bahwa empat anggota pasukan operasi khusus Amerika tewas tanggal 4 Oktober di tengah-tengah "situasi yang rumit" dan "baku tembak yang sulit."

Dunford mengatakan pasukan Amerika sudah berada di Niger sebentar-sebentar selama lebih dari dua dekade. Sekitar 800 anggota tentara Amerika mendukung misi yang dipimpin Prancis untuk mengalahkan kelompok ISIS, al-Qaida dan Boko Haram di Afrika Barat.

Dunford mengakui masih banyak pertanyaan yang belum terjawab tentangapa yang terjadi di dekat perbatasan Mali di Niger.

Pertanyaan itu termasuk apakah Amerika memiliki intelijen dan peralatan yang memadai untuk operasinya, apakah ada kegagalan perencanaan dan mengapa butuh waktu sangat lama untuk menemukan salah satu jenazah tentara itu. (my/al)Ketua Gabungan Kepala Staf Amerika Jenderal Joseph Dunford mengatakan rakyat Amerika, termasuk keluarga empat tentara yang gugur di Niger berhak mendapat jawaban atas serangan mematikan yang mengakibatkan kematian empat tentara tersebut bulan ini.

Jenderal Dunford hari Senin mengatakan bahwa empat anggota pasukan operasi khusus Amerika tewas tanggal 4 Oktober di tengah-tengah "situasi yang rumit" dan "baku tembak yang sulit."

Dunford mengatakan pasukan Amerika sudah berada di Niger sebentar-sebentar selama lebih dari dua dekade. Sekitar 800 anggota tentara Amerika mendukung misi yang dipimpin Prancis untuk mengalahkan kelompok ISIS, al-Qaida dan Boko Haram di Afrika Barat.

Dunford mengakui masih banyak pertanyaan yang belum terjawab tentangapa yang terjadi di dekat perbatasan Mali di Niger.

Pertanyaan itu termasuk apakah Amerika memiliki intelijen dan peralatan yang memadai untuk operasinya, apakah ada kegagalan perencanaan dan mengapa butuh waktu sangat lama untuk menemukan salah satu jenazah tentara itu. [my/al]

XS
SM
MD
LG