Tautan-tautan Akses

Dampak Sanksi Larangan Ekspor Tekstil Korea Utara


Seorang perempuan bekerja di pabrik tekstil Kim Jong Suk Pyongyang. (Foto:dok)
Seorang perempuan bekerja di pabrik tekstil Kim Jong Suk Pyongyang. (Foto:dok)

Sanksi PBB terhadap industri tekstil Korea Utara diperkirakan akan mengacaukan bisnis yang sebagian besar berbasis di China itu.

Dewan Keamanan PBB memberlakukan larangan ekspor tekstil Korea Utara dan membatasi impor minyak mentah negara itu hari Senin (11/9), meningkatkan tekanan untuk memaksa Korea Utara berunding mengenai program misil dan nuklirnya.

Pengecer di Amerika dan banyak negara lain telah sengaja membatasi paparan dengan Korea Utara dalam beberapa tahun terakhir, sementara ketegangan meningkat terkait program nuklir negara itu.

Industri pengecer berusaha memperkuat kontrol atas rantai pasokannya sejak sebuah pabrik tekstil di Bangladesh ambruk menewaskan lebih dari 1.100 orang tahun 2013.

Pengecer besar seperti Wal-Mart memiliki kemampuan untuk memastikan tidak menjual produk buatan Korea Utara. Tetapi perusahaan-perusahaan yang lebih kecil mungkin menemui kesulitan memastikan pematuhan larangan impor tekstil dari Vietnam, kata Marc Wulfraat, presiden perusahaan konsultasi rantai pasukan MWPVL International.

Tekstil merupakan ekspor terbesar Korea Utara setelah batu bara dan mineral lain. Menurut data Badan Promosi Perdagangan-Investasi Korea, tahun lalu ekspor tekstil Korea Utara bernilai 752 juta dolar, dengan hampir 80 persen dari jumlah itu diekspor ke Tiongkok. [ds]

Recommended

XS
SM
MD
LG