Tautan-tautan Akses

Dampak Perebakan Virus Korona pada Industri Penerbangan


Para penumpang mengenakan masker di bandara Charles de Gaulle dekat Paris, Perancis yang lebih sepi akibat perebakan virus korona.
Para penumpang mengenakan masker di bandara Charles de Gaulle dekat Paris, Perancis yang lebih sepi akibat perebakan virus korona.

Virus korona yang terus merebak akan memaksa maskapai penerbangan kecil bergabung dengan saingannya. Ini dikatakan oleh kepala perusahaan Air France dan KLM, dan sekaligus ketua asosiasi penerbangan Eropa, Benyamin Smith.

Smith mengatakan dalam pertemuan tahunan asosiasi itu, banyak perusahaan penerbangan yang lemah di seluruh dunia, “dan saya memperkirakan hal ini (penyebaran virus korona) akan mempercepat konsolidasi perusahaan.”

Puluhan maskapai penerbangan telah menghentikan atau mengurangi frekuensi penerbangannya ke China sejak bulan Januari, ketika perebakan virus korona semakin kuat di negara itu, dan banyak orang enggan bepergian serta banyak pemerintah mengumumkan pembatasan perjalanan.

Minggu lalu sejumlah perusahaan mengurangi penerbangannya ke Italia, dimana perebakan paling besar di Eropa sedang terjadi.

“Jelas kita belum bisa melihat bagaimana dampak sepenuhnya perebakan virus Covid-19 pada sektor pengangkutan udara,” kata Smith lagi.

Kota Milan yang biasanya ramai dikunjungi turis kini sepi setelah perebakan virus korona di Italia.
Kota Milan yang biasanya ramai dikunjungi turis kini sepi setelah perebakan virus korona di Italia.

Hari Selasa (3/3), maskapai penerbangan Skandinavia SAS mengumumkan penghentian semua penerbangan ke dan dari Milan, Bologna, Turin dan Venesia sampai tanggal 16 Maret.

Perusahaan gabungan Swedia dan Denmark itu sebelumnya mengumumkan akan menjalankan sejumlah langkah penghematan untuk mengurangi dampak berkurangnya permintaan. Selain telah menghentikan penerbangan ke China, SAS kini juga menangguhkan semua penerbangan ke Hongkong.

Bulan lalu, Perkumpulan Angkutan Udara Internasional atau IATA mengumumkan, perusahaan penerbangan yang beroperasi di kawasan Asia-Pasifik tahun ini akan mengalami kerugian sejumlah 27,8 milyar dollar karena wabah virus korona itu.

Banyak pemerintah juga mendapat tekanan untuk membantu perusahaan penerbangan yang sedang kepayahan. “Pengurangan atau pembatalan sementara pajak-pajak akan sangat dihargai oleh industri penerbangan,” kata Benyamin Smith, kepala asosiasi penerbangan Eropa.

Asosiasi itu beranggotakan 16 perusahaan penerbangan Eropa, termasuk Air France, KLM, EasyJet, Lufthansa, Ryanair dan IAG, yang memiliki British Airways, Aer Lingus, Iberia dan Veuling. Dari Washington, saya Isa Ismail. [ii/jm]

Recommended

XS
SM
MD
LG