Tautan-tautan Akses

BNPB: 40,9 Juta Warga Indonesia Tinggal di Daerah Rawan Longsor


Tim penyelamat berusaha mencari korban tanah longsor di Sukabumi, Jawa Barat, Selasa 1/1 (Foto: SEKOLAH RELAWAN/Reuters).
Tim penyelamat berusaha mencari korban tanah longsor di Sukabumi, Jawa Barat, Selasa 1/1 (Foto: SEKOLAH RELAWAN/Reuters).

Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyatakan 40,9 juta orang tinggal di daerah rawan longsor. Memberi informasi yang tepat adalah hal yang dapat membantu menyelamatkan warga jika terjadi bencana.

Tanah longsor merupakan salah satu bencana yang kerap terjadi di Indonesia terutama di daerah perbukitan dan pegunungan. Dalam jumpa pers di kantornya, Rabu (2/1), Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan daerah rawan bencana di Indonesia tersebar merata di seluruh Indonesia, terutama di dataran tinggi, perbukitan dan pegunungan.

Menurut Sutopo daerah rawan longsor ini berada di sepanjang Bukit Barisan, Aceh sampai Lampung. Kemudian di Jawa bagian tengah dan selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, sebagian besar Sulawesi, Kalimantan terutama bagian utara, dan Papua.

"Jumlah penduduk yang tinggal di (daerah) bahaya sedang sampai tinggi (dari longsor) ini 40,9 juta jiwa. Tidak mungkin 40,9 juta kita pindahkan, mereka sudah terlanjur di sini. Ke depan, jangan sampai nambah jumlah penduduk tinggal di daerah rawan bencana tapi kita kurangi. Dan 40,9 juta tadi tugas pemerintah dan pemerintah daerah melindungi mereka agar ketika terjadi bencana tidak timbul korban," papar Sutopo.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan daerah rawan bencana di Indonesia, dalam jumpa pers hari Rabu (2/1). (VOA/Fathiyah)
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan daerah rawan bencana di Indonesia, dalam jumpa pers hari Rabu (2/1). (VOA/Fathiyah)

Sutopo menambahkan ada tiga provinsi yang paling sering terjadi tanah longsor, yakni, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Banten. Di Jawa barat, bahaya longsor tersebar di kabupaten Bogor, Purwakarta, Bandung, Sumedang, Cianjur, Sukabumi. Begitu ada curah hujan cukup deras maka potensi untuk terjadinya tanah longsor cukup tinggi.

Di Jawa Tengah daerah rawan longsor selama Januari tahun ini terdapat di kabupaten Purbalingga, banjarnegara, Kebumen, Tegal, Semarang, dan sebagainya.

Terkait bencana longsor yang terjadi di Kampung Cimapag, Sukabumi, menjelang pergantian tahun, Sutopo mengungkapkan sebagian besar wilayah Kabupaten Sukabumi secara alamiah merupakan daerah rawan longsor menengah hingga tinggi. Dalam peta bencana, tambah Sutopo, Desa Sirnaresmi malah berada dalam warna merah hingga kuning. Artinya potensi terjadinya longsor pada bulan Januari, menengah sampai tinggi.

"Di Kabupaten Sukabumi ada 33 kecamatan yang merupakan daerah bahaya menengah hingga bahaya tinggi dari longsor pada bulan Januari 2019. Kemudian ada sekitar delapan kecamatan (di Kabupaten Sukabumi) yang merupakan daerah yang berpotensi terjadinya longsor yang kemudian memicu banjir bandang," tambahnya.

Sutopo juga menceritakan kronologi mengenai longsor di Kampung Cimapag. Beberapa hari sebelum longsor menimpa Kampung Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, menjelang pergantian tahun, terjadi hujan deras di daerah itu yang ditengarai menyebabkan keretakan di puncak bukit yang memang dijadikan kawasan persawahan. Pada 31 Desember pukul 17:30 WIB, terjadi longsor sekitar 800 meter hingga satu kilometer dengan total areal terkena longsor sekitar delapan hektare. Tebal longsoran bervariasi, ada yang setebal sepuluh meter.

Longsor itu, menurut Sutopo, mengakibatkan 30 rumah tertimbun dan dalam keadaan rusak berat. Sampai hari ini, 63 orang dari 101 penduduk Kampung Cimapag ditemukan dalam kondisi selamat, tiga orang cedera, 15 orang meninggal, dan 20 orang masih dalam pencarian.

Sutopo mengakui proses pencarian korban tidak mudah karena kondisi tanah dan longsor susulan yang terjadi. Upaya evakuasi tim SAR gabungan hari Selasa (1/1) pun terpaksa dihentikan karena empat longsor susulan.

Humas SAR Jawa Barat Joshua mengatakan tim nya masih terus melakukan evakuasi terhadap korban longsor di Sukabumi.

"Kami terus mengupayakan yang terbaik untuk bisa menolong orang yang tertimpa longsor. Kami memaksimalkan dengan alat yang ada, penerangan yang ada dan juga dibantu warga sekitar," ujar Joshua.

BNPB: 40,9 Juta Warga Indonesia Tinggal di Daerah Rawan Longsor
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:04:24 0:00

Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan sampai 2018 bencana yang paling banyak di Sukabumi adalah tanah longsor. Ada 132 kejadian longsor. Bencana yang sering terjadi juga lanjutnya adalah putting beliung dan banjir. Kondisi diperparah karena banyak warga yang belum sadar bencana.

Bupati Sukabumi telah menetapkan masa tanggap darurat , 31 Desember 2018 hingga 6 Januari 2019. Korban yang selamat akan direlokasi ke tempat yang lebih aman.

Untuk mengantisipasi bencana dan mengurangi jumlah korban ke depan, kata Sutopo, BNPB telah memberikan sejumlah rekomendasi, yakni implementasi penataan dan pemanfaatan tata ruang, pengurangan risiko bencana harus menjadi pengarusutamaan dalam pembangunan nasional dan pembangunan daerah.

Menurut hasil beberapa penelitian, lanjut Sutopo, investasi US$ 1 untuk mitigasi bencana mampu mengurangi kerugian ekonomi US$ 7 sampai US$ 40, peringatan dini, dan sosialisasi soal bahaya longsor harus ditingkatkan, konservasi di wilayah perbukitan harus mengutamakan penanaman pohon berkara dalam dan mampu menahan longsor. [fw/em]

XS
SM
MD
LG