Tautan-tautan Akses

Tim SAR Masih Berupaya Temukan 100 Lebih Korban Hilang Pasca Tsunami


Tim SAR menggunakan anjing pelacak untuk mencari korban tsunami di antara reruntuhan bangunan di Rajabasa, Lampung selatan.
Tim SAR menggunakan anjing pelacak untuk mencari korban tsunami di antara reruntuhan bangunan di Rajabasa, Lampung selatan.

Dengan menggunakan pesawat-pesawat nirawak dan anjing-anjing pelacak, tim SAR di Indonesia masih berupaya menemukan lebih dari 100 orang yang hilang pasca tsunami yang meluluhlantakan sebagian pantai barat Banten dan pantai selatan Lampung, menewaskan sedikitnya 429 orang.

Otorita berwenang meminta warga untuk memberikan informasi yang lebih spesifik tentang orang-orang yang masih hilang.

“Kami bertanya kepada mereka 'ketika terakhir kali melihat mereka [orang yang hilang.red], pakaian apa yang dikenakan? Apakah mereka punya tanda-tanda khusus?' Dengan begitu kita bisa mengidentifikasi mayat mereka jika ditemukan,” kata Nariyana, seorang anggota tim SAR.

Datangnya tsunami yang mengejutkan Sabtu malam (22/12) lalu melukai hampir 1.500 orang dan membuat lebih dari 21 ribu orang mengungsi. Gelombang, yang oleh sebagian penduduk dilaporkan mencapai sekitar 12 meter, itu juga merusak 924 rumah, 74 tempat penginapan, 60 warung dan toko, 434 perahu, 65 kendaraan roda empat dan dua, serta satu dermaga.

Tsunami ini diperkirakan disebabkan oleh longsor besar di bawah laut pasca erupsi Gunung Anak Krakatau yang terletak di Selat Sunda. Otorita berwenang mengingatkan bahwa aktivitas vulkanologi dan angin kencang diperkirakan akan mendorong terjadinya tsunami susulan.

Tanggal 26 Desember ini juga menandai 14 tahun terjadinya bencana yang paling menghancurkan dan menelan paling banyak korban jiwa di Indonesia. Gempa bumi berkekuatan 9 dan tsunami terburuk yang pernah tercatat di Samudera India menghantam sebagian Asia. Hampir seperempat juta orang di 13 negara tewas, sebagian besar di Aceh.

Banyak pelajaran penting dipelajari dari bencana itu. Juru bicara Palang Merah, Laura Ngo-Fontaine mengatakan kepada VOA, mitra-mitranya di lapangan melaporkan banyak orang yang selamat karena berkumpul di tempat penampungan sementara yang jauh dari pantai.

“Tetapi mereka mulai datang dan mencari anggota keluarga dan kerabat, sambil melihat kerusakan properti mereka. Apa yang kita lihat sekarang ini adalah banyak orang yang menderita patah tulang dan rumah yang rusak. Bisa dipahami jika banyak orang yang sangat terguncang dan bingung karena bencana ini,” kata Fontaine.

Ditambahkanya bahwa Palang Merah kini mengeluarkan Anggaran Darurat Bencana bernilai lebih dari 335 ribu untuk membantu Palang Merah Indonesia meningkatkan upaya pertolongan mereka.

“Prioritas kita sekarang adalah memastikan bantuan medis darurat dan akses untuk memperoleh air bersih. Jadi Palang Merah Indonesia telah mengirim 14 truk air bersih. Mereka juga menggiatkan pembangunan layanan medis, dukungan psikososial, dan layanan sanitasi bagi lebih dari 7.000 orang di daerah-daerah terdampak,” tambahnya.

Fontaine mengatakan Palang Merah juga telah mengirim dua helikopter untuk mendukung upaya pencarian dan penyelamatan korban. (em)

XS
SM
MD
LG