Tautan-tautan Akses

Tsunami Selat Sunda:Nyawa Penyu Juga Berharga



Penyu laut hijau sedang bertelur di kawasan konservasi Ujung Genteng, Jawa Barat, 9 Agustus 2011.
Penyu laut hijau sedang bertelur di kawasan konservasi Ujung Genteng, Jawa Barat, 9 Agustus 2011.

Saat mencari korban tsunami di pantai yang dipenuhi puing-puing di Lampung, tim SAR menemukan penyu raksasa terjebak di bawah tumpukan sampah yang dibawa oleh gelombang laut.

Butuh empat orang untuk mengembalikan penyu itu ke laut. Di pantai-pantai yang diterjang tsunami Selat Sunda pada akhir pekan lalu, tim SAR kerap menyelamatkan penyu-penyu yang terdampar.

“Penyunya besar sekali dan terjebak di tumpukan sampah, badannya terbalik,” kata Adi Ayangsyah, seorang anggota tim SAR di Lampung kepada kantor berita AFP. Lampung adalah salah satu daerah yang paling terdampak tsunami.

Menurut Adi, berat penyu itu “sekitar 30 kilogram.”

Pekan ini saja, tim SAR menyelamatkan setidaknya 15 penyu di kawasan yang sama.

“Menurut kami, mereka terhempas ke pantai oleh tsunami,” kata Teguh Ismail, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Lampung.

“Tapi mereka tidak cedera. Jadi kami kembalikan ke laut.”

Erupsi Gunung Anak Krakatau, yang terletak di antara Jawa dan Sumatra, mengakibatkan sebagian lereng kawah longsor. Longsoran itu jatuh ke laut hingga menimbulkan Tsunami pada Sabtu (22/12) malam.

Lebih dari 400 tewas dan 159 masih dinyatakan hilang akibat tsunami.

Tim SAR berharap menemukan korban selamat dan pencarian tidak terbatas kepada korban manusia.

“Kami akan terus mencari penyu-penyu lainnya yang terdampar,” kata Ayangsyah.

“Bagi kami, semua nyawa berharga. Manusia maupun hewan—kami akan mencoba menyelamatkan mereka.” [ft]

Recommended

XS
SM
MD
LG