Tautan-tautan Akses

Bank Dunia Perkirakan Asia Selatan Alami Kondisi Ekonomi Terburuk dalam 40 Tahun


Penjual sayur India mengobrol ketika mereka menunggu pelanggan selama masa karantina wilayah untuk mengontrol penyebaran virus corona di pinggiran New Delhi, India, Selasa, 7 April 2020. (Foto: AP)
Penjual sayur India mengobrol ketika mereka menunggu pelanggan selama masa karantina wilayah untuk mengontrol penyebaran virus corona di pinggiran New Delhi, India, Selasa, 7 April 2020. (Foto: AP)

Laporan Bank Dunia mengatakan, negara-negara Asia Selatan diperkirakan akan mengalami angka pertumbuhan ekonomi terburuk dalam 40 tahun karena kebijakan lockdown untuk mencegah meluasnya perebakan virus corona telah membekukan sebagian besar pertumbuhan ekonomi kawasan padat penduduk itu.

India dan negara-negara Asia Selatan lainnya mungkin akan mencatatkan kinerja pertumbuhan ekonomi terburuk dalam empat dekade terakhir tahun ini. Pertumbuhan yang buruk tersebut merupakan akibat dari adanya pandemi corona, kata Bank Dunia pada hari Minggu (12/4).

Wilayah Asia Selatan, yang terdiri dari delapan negara, kemungkinan akan menunjukkan pertumbuhan ekonomi 1,8% hingga 2,8% pada tahun ini. Padahal proyeksi yang dilakukan pada enam bulan yang lalu menunjukkan pertumbuhan di wilayah tersebut bisa mencapai 6,3%, kata Bank Dunia dalam laporan bertajuk South Asia Economic Focus.

Ekonomi India diperkirakan akan tumbuh sekitar 1,5% hingga 2,8% pada tahun fiskal yang dimulai pada 1 April. Sementara pada tahun fiskal yang berakhir pada 31 Maret, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan India mencapai 4,8% hingga 5% .

"Rebound yang terjadi pada akhir 2019 telah diambilalih oleh dampak negatif dari krisis global," kata laporan Bank Dunia.

Selain India, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Sri Lanka, Nepal, Bhutan dan Bangladesh juga akan mengalami penurunan tajam.

Tiga negara lain -Pakistan, Afghanistan dan Maladewa- diperkirakan akan jatuh ke dalam resesi, Bank Dunia mengatakan dalam laporan itu berdasarkan data hingga tanggal 7 April.

Langkah-langkah yang diambil untuk melawan virus corona telah mengganggu rantai pasokan di seluruh Asia Selatan, yang telah mencatat lebih dari 13 ribu kasus sejauh ini -masih lebih rendah daripada banyak bagian dunia.

Karantina wilayah (lockdown) di India yang melibatkan 1,3 miliar orang juga menyebabkan jutaan orang kehilangan pekerjaan. Selain itu juga mengganggu bisnis besar dan kecil, dan memaksa sejumlah besar pekerja pindah dari kota ke rumah mereka di desa-desa.

Jika terjadi karantina wilayah yang berkepanjangan dan luas, laporan itu memperingatkan skenario terburuk bahwa seluruh wilayah akan mengalami kontraksi ekonomi tahun ini.

Untuk meminimalkan dampak ekonomi dalam jangka pendek, Bank Dunia menyerukan negara-negara di kawasan tersebut untuk mengumumkan langkah-langkah fiskal dan moneter lebih banyak. Hal itu dilakukan untuk mendukung pekerja migran yang menganggur, serta pengurangan utang untuk bisnis dan individu.

India sejauh ini telah meluncurkan rencana ekonomi senilai AS$23 miliar untuk menawarkan transfer tunai langsung ke jutaan orang miskin yang terkena dampak karantina wllayah. Pemerintah Pakistan juga telah mengumumkan rencana AS$ 6 miliar untuk mendukung perekonomian.

“Prioritas bagi semua pemerintah Asia Selatan adalah untuk menahan penyebaran virus dan melindungi rakyat mereka, terutama yang termiskin,,” kata pejabat senior Bank Dunia, Hartwig Schafer. [ah]

Recommended

XS
SM
MD
LG