Tautan-tautan Akses

Bagaimana AS Menyikapi Pertarungan Senjata Global dan Perluasan Kegiatan Militer di Antariksa?


Mantan Menteri Pertahanan AS, Leon Panetta
Mantan Menteri Pertahanan AS, Leon Panetta

Setahun terakhir ini Presiden Donald Trump telah menyampaikan gagasannya untuk membangun “space force” atau Angkatan Antariksa. Wartawan VOA Greta Van Susteren (GVS) berbicara dengan mantan Menteri Pertahanan AS Leon Panetta (LP) tentang pertarungan senjata global dan perluasan kegiatan militer di antariksa.

GVS : Terima kasih sudah bersama VOA Pak. Dapatkah Anda menjelaskan perbedaan konsep “Space Command” atau “Komando Antariksa” dengan “Space Force” atau “Angkatan Antariksa?”

LP : “Saya mengasumsikan bahwa apa yang mereka harapkan adalah memberikan penekanan lebih besar pada upaya di ruang angkasa. Saya tidak yakin itu jawabannya. Kadang-kadang saya khawatir akan adanya birokrasi tambahan, di mana saja, yang hanya akan menghambat kemajuan daripada memajukannya. Tapi sekarang di Angkatan Udara, ada sejumlah perwira yang berkomitmen untuk bekerja di ruang angkasa, dan saya yakin upaya itu akan berlanjut, dan Amerika akan melindungi kepentingan kita di ruang angkasa.”

GVS : Kejahatan macam apa yang dapat terjadi pada suatu bangsa karena hal-hal yang terjadi di ruang angkasa? Seberapa besar pertahanan diri yang harus kita miliki?

LP : “Saya pikir antariksa adalah wilayah perbatasan yang mulai dijelajahi banyak negara saat ini, dan India baru saja meluncurkan kendaraan ke ruang angkasa. Ada juga negara lain yang sedang mengembangkan rencana untuk pergi ke ruang angkasa. Sama seperti kita, Tiongkok, tentu saja, memiliki rencana yang sangat besar tentang ruang angkasa. Jadi saya kira antariksa merupakan medan pertempuran di masa depan jika kita tidak mengadakan perundingan antar-negara dan mengembangkan aturan tentang bagaimana kita seharusnya berperilaku.. Saat ini belum ada peraturan yang pasti.”

GVS : Sepertinya banyak negara yang tertarik terjun ke antariksa dan menjadi semacam… perlombaan senjata, atau perlombaan teknologi di antariksa. Saya bisa memahami jika yang terjadi adalah perlombaan teknologi di antariksa, tetapi tidak dapat memahami perlombaan senjata di antariksa.

LP : “Saya pikir itulah masalah sesungguhnya, khususnya dengan kecerdasan buatan. Apa yang dilakukan Tiongkok dengan kecerdasan buatan dan menempatkan pesawat-pesawat mereka di ruang angkasa. Mereka benar-benar mengembangkan senjata ruang angkasa yang mampu mengganggu satelit lain. Amerika terus terang belum berhasil mengembangkan jenis pertahanan itu, yang seharusnya sudah kita punya jika kita ingin memiliki memiliki satelit-satelit yang tidak bisa terkena dampak senjata Tiongkok.”

GVS : Bagaimana mungkin China bisa mendahului kita?

LP : “Itu pertanyaan bagus. Saya pikir mereka lebih menekankan pada penelitian dan upaya mengembangkan kecerdasan buatan dan teknologi baru di ruang angkasa. Mereka benar-benar fokus pada upaya itu. Sementara kita memiliki sektor swasta yang mengembangkan kemampuan di luar angkasa. Terus terang pemerintah belum berinvestasi dalam bidang ini, seperti yang seharusnya sudah dilakukan; juga dalam hal keamanan nasional di ruang angkasa.”

GVS : Kini saya beralih ke INF – Intermediate-Range Nuclear Forces, atau Kekuatan Nuklir Jarak Menengah. Agustus lalu Presiden Trump telah menarik diri dari Perjanjian INF dengan Rusia. Tetapi sebelum itu, apakah Rusia juga telah melanggar perjanjian ini?

LP : “Saya kira pastilah bahwa Rusia telah mengembangkan rudal yang melanggar ketentuan-ketentuan dalam perjanjian INF, dan kita telah mengajukan keberatan tentang hal itu. Saya tidak yakin itu alasan yang bagus untuk mundur dari Perjanjian INF karena hasil akhirnya adalah perlombaan senjata nuklir antara Amerika dan Rusia. Saya berharap diplomasi dapat menyelesaikan isu-isu ini.”

GVS : Jika Perjanjian INF ini dilanggar oleh Rusia, maka ini berarti satu perjanjian unilateral yang hanya dipatuhi Amerika. Apalagi terkait perlombaan senjata, Anda baru saja menyebutkan bahwa China tidak menandatangani perjanjian ini.

LP : “Terus terang hal ini bukan hanya masalah keamanan nasional kita, tetapi juga perdamaian dunia. Kenyataannya ada sejumlah tempat yang sangat berbahaya di dunia . Satu hal yang tidak perlu ditanya lagi adalah bagaimana berurusan dengan Tiongkok dalam perang dagang sekarang ini dan juga kemampuan lain di ruang angkasa. Lainnya adalah dengan Rusia, di mana sekarang kita terlibat di dalam apa yang saya sebut sebagai babak baru perang dingin. Upaya melibatkan Amerika dan Rusia dalam perlombaan senjata nuklir, di mana kedua negara sama-sama berusaha meningkatkan senjata mereka, adalah prospek yang berbahaya bagi dunia. Jadi menurut saya, hal terpenting saat ini adalah diplomasi. Kita harus melakukan upaya serius untuk membuka dialog, tidak hanya dengan Rusia tetapi juga China.”

GVS : “Apakah saat ini kita sedang melakukan perlombaan senjata dengan Rusia dan China?”

LP : “Tidak ada keraguan bahwa itulah yang kini terjadi. Rusia terus mengembangkan rudal dan senjata baru. Amerika juga melakukan investasi serupa. Perlombaan senjata ini adalah untuk menentukan siapa yang paling unggul. Kita telah melakukan hal ini di masa lalu. Jelas, kedua negara berusaha saling mengatasi lainnya untuk menjadi yang terkuat. Tetapi selagi hal itu terjadi, saya kira kita menghadapi bahaya yang sama di Iran, yaitu adanya seseorang yang dapat membuat kesalahan besar. Sebagai akibat kesalahan itu kita dapat terlibat dalam perang nuklir.” (em/ii)

XS
SM
MD
LG