Tautan-tautan Akses

AS Tangguhkan Bantuan Militer untuk Pakistan


Tentara Pakistan berjaga di sebuah jalan di Damadola, sepanjang perbatasan Afghanistan, 2 Maret 2010.
Tentara Pakistan berjaga di sebuah jalan di Damadola, sepanjang perbatasan Afghanistan, 2 Maret 2010.

Amerika Serikat menangguhkan bantuan militer untuk Angkatan Darat Pakistan sampai negara itu mengambil"tindakan tegas" terhadap Taliban Afghanistan dan jaringan Haqqani.

"Kami menganggap mereka sebagai kelompok yang mengganggu stabilisasi wilayah dan juga menarget personil Amerika,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika, Heather Nauert, mengumumkan penangguhan tersebut, Kamis (4/1).

Dua kategori bantuan yang terkena penangguhan. Pertama, pembiayaan militer atau foreign military financing (FMF), yang membiayai pembelian perangkat keras militer AS, pelatihan dan pelayanan. Kedua, dana pendukung koalisi atau coalition support funds (CSF), yang memberikan penggantian dana-dana yang dikeluarkan oleh Pakistan untuk operasi kontraterorisme, kantor berita Reuters melaporkan, mengutip pejabat Amerika.

Dana CSF, yang berada di bawah kewenangan Departemen Pertahanan, juga termasuk yang ditangguhkan, kata juru bicara Pentagon, Komandan Patrick Evans, seperti dikutip Reuters. Dia mengatakan Kongres telah mengesahkan dana hingga 900 juta dolar untuk Pakistan untuk tahun fiskal 2017 yang berakhir 30 September. Seluruh dana tersebut belum dicairkan.

Spekulasi mengenai apa yang akan dilakukan Amerika telah menciptakan banyak ketidakpastian dan kecemasan di Pakistan, setelah pernyataan Presiden Donald Trump pada Tahun Baru.

Dia mengancam akan memotong dana bantuan untuk Pakistan, menuduh Pakistan memberikan tempat perlindungan bagi teroris, dan menganggap pemimpin Amerika sebagai "orang-orang bodoh".

Pakistan mengecam komentar tersebut sebagai "sama-sekali tidak bisa dimengerti" dan mengulangi janjinya untuk bekerja sama dengan Amerikamelawan teroris dan menstabilkan Afghanistan. Para pemimpin Pakistan berkeras bahwa Amerika Serikat menyalahkan negara mereka karena “kegagalannya” menghadapi kemelut di Afghanistan.

Twitter Trump memicu perang kata-kata, menimbulkan kekhawatiran tentang kerusakan parah dalam hubungan yang rapuh antara Amerika Serikat dan Pakistan.

Duta Besar Pakistan untuk Washington, Aizaz Ahmad Chaudhry, mengatakan kepada VOA bahwa kedua negara harus berusaha untuk tetap saling berhubungan satu sama lain, dan menghindari langkah-langkah yang dapat menciptakan ketegangan dan menggoyahkan wilayah itu. [sp/ii]

XS
SM
MD
LG