Tautan-tautan Akses

Virus Corona Membuat Rentan Siber AS


Foxton Harding (kiri) dan Adison Pucci, murid Northshore Middle School, belajar secara online setelah sekolahnya diliburkan selama 2 minggu karena khawatir penyebaran wabah virus corona, di Bothell, Washington, 11 Maret 2020.
Foxton Harding (kiri) dan Adison Pucci, murid Northshore Middle School, belajar secara online setelah sekolahnya diliburkan selama 2 minggu karena khawatir penyebaran wabah virus corona, di Bothell, Washington, 11 Maret 2020.

Persaingan untuk memperlambat penyebaran virus corona di Amerika Serikat (AS) menciptakan beban yang belum pernah terjadi sebelumnya pada infrastruktur dunia maya negara, yang berpotensi makin membuat rentan.

Yang menjadi masalah adalah badan pemerintah AS, ribuan bisnis, dan jutaan orang Amerika, yang tiba-tiba terpaksa bekerja dari rumah. Mereka mengandalkan keamanan koneksi internet mereka dan sehatnya dunia maya agar bisnis dan layanan tetap berjalan.

Sebagai akibatnya beberapa pejabat memperingatkan, ini menjadi celah bagi siapa saja yang ingin melakukan serangan virtual.

"Kita menyadari musuh kita sering melihat peluang dalam situasi seperti ini," kata seorang pejabat AS kepada VOA.

Baik Biro Investigasi Federal (Federal Investigation Bureau/FBI) maupun perusahaan keamanan siber swasta memperingatkan serangan itu sudah berlangsung.

"Kita melihat sejumlah besar ancaman dalam email, meningkatkan rekayasa sosial pada skala untuk melakukan berbagai serangan," kata Sherrod DeGrippo, direktur senior penelitian ancaman dan deteksi di Proofpoint.

Beberapa email dirancang agar terlihat seperti berasal dari lembaga yang sah seperti Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) atau Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), menggunakan ketakutan akan virus corona untuk membuat penerima email mengklik lampiran atau tautan yang berbahaya. [my/pp]

XS
SM
MD
LG