Tautan-tautan Akses

UE Sepakat Pertahankan Perjanjian Nuklir Iran, Berselisih soal Keanggotaan Negara Balkan


Dari kiri: PM Bulgaria Boyko Borissov, Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker dan Presiden Dewan Eropa Donald Tusk sebelum memberikan konferensi pers bersama di Sofia, Bulgaria hari Kamis (17/5).
Dari kiri: PM Bulgaria Boyko Borissov, Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker dan Presiden Dewan Eropa Donald Tusk sebelum memberikan konferensi pers bersama di Sofia, Bulgaria hari Kamis (17/5).

Para pemimpin Uni Eropa menyatakan bersatu dalam mempertahankan kesepakatan nuklir Iran selama negara itu mematuhinya, dan mereka akan meluncurkan langkah-langkah baru untuk melindungi perusahaan-perusahaan Eropa yang melakukan bisnis dengan Iran dari ancaman sanksi AS. Namun, blok 28 negara itu kurang kompak mengenai status keanggotaan untuk enam negara Balkan, dalam pertemuan puncak khusus di Bulgaria Kamis (17/5).

Uni Eropa hari Jumat akan meluncurkan apa yang disebut status pemblokiran untuk melindungi perusahaan kecil dan menengah yang memiliki kepentingan bisnis dengan Iran. Uni Eropa juga akan meminta Bank Investasi Eropa untuk membantu melindungi mereka dari ancaman sanksi AS, menyusul keputusan Presiden Donald Trump untuk menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran.

Kepala Komisi Eropa Jean-Claude Juncker juga mengatakan blok tersebut bersedia membahas penguatan hubungan energi dengan Amerika Serikat dan perubahan peraturan Organisasi Perdagangan Dunia, tetapi hanya kalau Washington menjadikan pengecualian sementara untuk tarif baja dan aluminium yang akan berakhir pada 1 Juni, permanen.

“Kami tidak akan bernegosiasi dalam situasi yang mengancam kami. Ini masalah martabat dan masalah efisiensi,” tandas Juncker.

Kekecewaan Eropa dengan pemerintahan Trump telah meningkat, terutama setelah Amerika menarik diri dari kesepakatan Iran pekan lalu, dan hal ini tercermin dalam pernyataan kepala Uni Eropa Donald Tusk setelah KTT Sofia.

“Saya pikir masalah geopolitik sebenarnya bukan ketika Anda memiliki lawan, atau musuh atau mitra yang tidak dapat diprediksi. Masalahnya adalah ketika teman terdekat Anda tidak dapat diprediksi. Ini sekarang bukan lelucon. Inilah inti masalah kita hari ini dengan teman-teman kita di seberang Atlantik,” ujar Tusk.

KTT itu juga menyoroti kesulitan blok tersebut untuk memasukkan kandidat anggota dari Balkan barat. Ada serentetan tantangan, mulai dari penolakan 6 negara Uni Eropa untuk mengakui Kosovo, hingga perselisihan bilateral dan kekhawatiran atas stabilitas Balkan. Anggota Uni Eropa juga perlu memutuskan pada bulan Juni apakah akan membuka pembicaraan tentang keanggotaan Makedonia dan Albania.

Tetapi warga Eropa juga menyadari persaingan pengaruh di Balkan, termasuk dari Rusia. Sebagian juga berpendapat bahwa ekspansi keanggotaan akan menyuntikkan kehidupan baru ke Uni Eropa, yang kehilangan Inggris dengan Brexit.

“Saya tidak melihat masa depan lain untuk Balkan barat selain Uni Eropa. Tidak ada alternatif, tidak ada rencana B. Balkan Barat adalah bagian integral dari Eropa dan mereka adalah komunitas kita,” tambah Tusk.

Tapi Tusk mengakui negara-negara Balkan juga bergulat dengan masalah yang cukup besar. Dan beberapa negara anggota seperti Perancis berpendapat Uni Eropa harus terlebih dahulu membereskan urusan internalnya sebelum menerima anggota baru. [as]

Recommended

XS
SM
MD
LG