Tautan-tautan Akses

Trump Puji Upaya Garda Nasional Atasi Kerusuhan, Nyatakan Antifa sebagai Kelompok Teroris


Pasukan Garda Nasional AS dikerahkan untuk menanggapi demonstrasi atas kematian George Floyd yang bergulir menjadi kerusuhan di Minneapolis, Minnesota.
Pasukan Garda Nasional AS dikerahkan untuk menanggapi demonstrasi atas kematian George Floyd yang bergulir menjadi kerusuhan di Minneapolis, Minnesota.

Presiden Amerika Donald Trump memuji pasukan Garda Nasional karena melakukan “pekerjaan hebat” menanggapi demonstrasi yang bergulir menjadi kerusuhan di Minnesota, pasca meninggalnya seorang warga kulit hitam di tangan polisi.

Dalam serangkaian cuitan di Twitter hari Minggu (31/5), sehari setelah aksi kekerasan mengguncang puluhan kota di Amerika, Trump menyalahkan “anarkis yang dipimpin ANTIFA” sebagai pihak yang memicu kerusuhan.

“Tokoh Demokrat yang memimpin kota dan negara bagian seharusnya membubarkan kelompok Anarkis Radikal Kiri di Minneapolis tadi malam. Garda Nasional melakukan pekerjaan hebat, dan harus diterapkan di negara-negara bagian lain sebelum terlambat,” cuit Trump.

Ditambahkannya, Amerika akan memasukkan kelompok Antifa dalam daftar organisasi teroris.

Organisasi American Civil Liberties Union (ACLU) mengkritik cuitan-cuitan Presiden AS Donald Trump
Organisasi American Civil Liberties Union (ACLU) mengkritik cuitan-cuitan Presiden AS Donald Trump

“Sebagaimana yang ditunjukkan oleh cuitan-cuitan Trump, terorisme secara inheren merupakan pelabelan atau penamaan secara politik, yang mudah disalahgunakan,” ujar Hina Shamsi, Direktur Proyek Keamanan Nasional pada American Civil Liberties Union (ACLU).

“Tidak ada otorita hukum untuk menunjuk atau menjadikan sebuah kelompok di dalam negeri sebagai organisasi teroris. Langkah semacam itu akan menimbulkan pertanyaan atas proses hukum secara signifikan dan keprihatinan atas Amandemen Pertama,” tambahnya.

Kelompok Anti-Pencemaran Nama Baik atau The Anti-Defamation League menggambarkan Antifa sebagai kumpulan kelompok, jaringan dan perorangan yang percaya pada adanya oposisi yang aktif dan agresif untuk menentang kelompok-kelompok ekstrim kanan.

Kerusuhan di sebagian Amerika terjadi setelah serangkaian aksi demonstrasi damai selama beberapa hari pasca kematian warga kulit hitam George Flyod di tangan polisi.

Jam malam diberlakukan di setidaknya 25 kota di 16 negara bagian.

Aksi Kekerasan Juga Terjadi di Ibu Kota Washington DC

Aksi kekerasan juga terjadi beberapa blok dekat Gedung Putih, ketika Park Police, Secret Service dan Garda Nasional menjaga perimeter di sekitar Lapangan Lafayette. Ketika semprotan merica membubarkan ratusan demonstran dari lokasi itu, para pengacau menghancurkan jendela-jendela Ronald Reagan Presidential Foundation and Institute di Pennsylvania Avenue. Dua bank dan puluhan bisnis lain yang terletak beberapa blok di dekat Gedung Putih juga rusak dan dijarah, termasuk lingkungan kelas atas Georgetown.

Aksi demonstrasi atas kematian George Floyd, di luar Gedung Putih di Washington, DC, Minggu (31/5).
Aksi demonstrasi atas kematian George Floyd, di luar Gedung Putih di Washington, DC, Minggu (31/5).

Demonstran membuat kebakaran kecil di dalam dua restoran di sepanjang jalan White House Historical Association, di dekat Lapangan Lafayette. Sebagian tangga-tangga kayu yang digunakan para pekerja untuk memperbaiki gedung di dekat Dewan Perdagangan Amerika yang berdekatan dengan Hay-Adams Hotel, yang sedang dalam konstruksi, juga dibakar. Ada pula sejumlah tindakan vandalisme di sekitar Monumen Nasional.

“Selama beberapa generasi, Monumen Nasional merupakan lokasi utama pertemuan warga dan demonstrasi damai, dan kami menyerukan kepada semua orang untuk melanjutkan tradisi itu,” cuit National Park Service Minggu siang.

Walikota DC: Aksi Kekerasan Dilakukan Kelompok Terorganisir

Aksi kekerasan itu dilakukan oleh “kelompok terorganisir yang lebih berniat untuk melakukan penghancuran dibanding protes,” ujar Walikota Washington DC Muriel Bowser kepada wartawan, dan menjelaskan bahwa ia berjalan menyusuri kota itu Minggu dini hari sekitar jam tiga pagi dan mendapati banyak gedung telah dirusak, tetapi juga melihat “kota DC yang indah tetap tegak berdiri.”

Walikota Bowser menambahkan “ia jengkel ketika mengetahui ada orang yang menghancurkan gedung atau bangunan, membahayakan petugas kami dan menimbulkan bahaya pada dirinya sendiri.”

Menurut Kepala Polisi di Metro Washington DC, 11 personil polisi di Washington luka-luka dalam demonstrasi Sabtu malam (30/5). Salah seorang diantarnya menderita patah tulang dan harus menjalani operasi hari Minggu.

Dua puluh sembilan mobil pemadam kebakaran rusak atau dicoret-coret dengan cat.

Sementara Secret Service, dalam pernyataan tertulis mengatakan, lebih dari 60 personil dan agen khusus yang tidak berseragam luka-luka sejak Jum'at malam (29/5), di mana 11 orang diantaranya dilarikan ke rumah sakit karena terkena proyektil, “ditendang, ditonjok dan terkena cairan tubuh.”

“Orang pernah melakukan demonstrasi, tapi jangan hancurkan kota ini,” tegas Bowser. [em/ii]

XS
SM
MD
LG