Tautan-tautan Akses

Tolak Usul Kompromi, Trump Kecam Keras Ketua DPR AS


Presiden AS Donald Trump dan Ketua DPR Nancy Pelosi
Presiden AS Donald Trump dan Ketua DPR Nancy Pelosi

Presiden Amerika Donald Trump hari Minggu (20/1) menyerang Ketua DPR Nancy Pelosi karena menolak apa yang disebutnya sebagai kompromi untuk mengakhiri penghentian sebagian operasi pemerintah federal, yang sudah memasuki hari ke-30 atau yang terlama dalam sejarah Amerika.

Trump hari Sabtu (19/1) menawarkan kompromi atas dua program yang sejak dulu hendak dihapus pemerintah: Deffered Action for Childhood Arrivals (DACA) – program yang memungkinkan anak-anak imigran gelap yang dulu masuk tanpa dokumen, untuk tinggal dan bekerja di Amerika – dan Temporary Protected Status TPS – yaitu status perlindungan sementara bagi para imigran dari beberapa negara Amerika Latin dan Afrika. UU Bridge yang bipartisan akan memungkinkan 740.000 imigran yang masuk ke Amerika secara ilegal ketika masih anak-anak – yang dijuluki “Dreamers” – untuk mempertahankan ijin kerja dan menunda deportasi selama tiga tahun lagi jika ijin mereka dicabut. Sebagai imbalannya, Trump menuntut anggaran 5,7 miliar dolar untuk membangun tembok di sepanjang perbatasan selatan Amerika-Meksiko.

“Nancy Pelosi dan beberapa petinggi Demokrat menolak tawaran saya kemarin, bahkan sebelum saya berbicara. Mereka tidak melihat terjadinya kejahatan dan narkoba, mereka hanya melihat tahun 2020 – yang tidak akan mereka menangkan. Ekonomi terbaik!,” cuit Trump di Twitter hari Minggu, merujuk pada pemilihan presiden tahun depan.

“Mereka harus melakukan hal yang benar untuk Negara dan memungkinkan orang kembali bekerja,” tambahnya.

Nancy Pelosi, pemimpin mayoritas DPR dari faksi Demokrat, menyebut usul itu ‘’non-starter’’ bahkan sebelum Trump bicara.

Pemimpin mayoritas Senat dari faksi Republik Mitch McConnell mengatakan berencana membawa usul Trump ke majelisnya beberapa hari mendatang, meskipun ia tetap akan membutuhkan dukungan faksi Demokrat untuk mendapatkan persetujuan penuh.

Sementara itu ketika ketegangan tentang anggara pembangunan tembok perbatasan dan penghentian sebagian operasi pemerintah federal memuncak, Pelosi meminta Trump menunda jadwal Pidato Kenegaraan di Kongres yang sedianya dijadwalkan pada 29 Januari, hingga setelah pemerintahan berfungsi normal kembali. Pelosi memberi alternatif untuk menyampaikan pidato itu secara tertulis ke Kongres atau menyampaikannya dari Gedung Putih. Trump membalas permintaan itu dengan menangguhkan perjalanan Pelosi dan beberapa pejabat Kongres untuk menjenguk pasukan Amerika di Afghanistan.

Trump belum menanggapi secara langsung seruan Pelosi untuk menunda Pidato Kenegaraan hingga operasi pemerintah berlangsung penuh.

Tetapi hari Minggu, Trump mencuit, “Nancy, saya masih berpikir untuk melakukan Pidato Kenegaraan, ada banyak opsi – termasuk melakukannya sebagaimana usul tertulis yang Anda sampaikan (dilakukan pada masa penghentian sebagian operasi pemerintah, keamanan tidak masalah), dan jawaban tertulis saya. Kontrak adalah kontrak. Saya akan lanjutkan nanti!.” (em)

XS
SM
MD
LG