Tautan-tautan Akses

Timur Tengah 50 Tahun Kemudian


Tentara Israel di Yerusalem dalam 'Perang Enam Hari' pada bulan Juni 1967 atau 50 tahun yang lalu (foto: dok).
Tentara Israel di Yerusalem dalam 'Perang Enam Hari' pada bulan Juni 1967 atau 50 tahun yang lalu (foto: dok).

Ini mungkin diingat sebagai sebuah kemenangan piris bagi Israel: dalam enam hari, Israel membuat dunia tertegun dengan mengalahkan pasukan beberapa negara Arab, untuk hanya dibebani dengan perjuangan sengit 50 tahun dengan orang Palestina mengenai Tanah Suci.

Dalam beberapa minggu pada tahun 1967, Israel benar-benar takut bahwa negara Yahudi yang masih muda akan musnah. Israel memobilisasi pasukan cadangan untuk menghadapi tentara Mesir yang berada di perbatasan dan menutup jalan dengan karung pasir.

Lalu semuanya berakhir dengan mengejutkan. Serangan udara penangkal pada 5 Juni menghancurkan kekuatan udara Mesir di darat, dan tentara Israel juga memukul mundur pasukan Yordania dan Suriah. Israel dinyatakan sebagai kekuatan baru di kawasan.

"Perang Enam Hari itu adalah salah satu kemenangan terbesar dalam sejarah Israel," kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, seorang nasionalis, baru-baru ini.

Tetapi ada pandangan lain: banyak di Israel menyimpulkan bahwa 'Perang Enam Hari' mungkin telah menanamkan benih-benih malapetaka. Itu karena Israel merebut daerah Tepi Barat dan Yerusalem timur dari Yordania dan Jalur Gaza dari Mesir, dan sekarang memerintah penduduk Palestina yang jumlahnya kira-kira sama dengan penduduk Yahudi.

Sejak itu, pemerintah Israel dituduh memberlakukan politik apartheid terhadap penduduk Palestina. Hal ini membuat Israel, dari satu negara kesayangan dunia Barat pada tahun 1960-an, menjadi salah satu negara yang paling dikucilkan di dunia. [ps/al]

XS
SM
MD
LG