Tautan-tautan Akses

Setahun Pasca Gempa-Tsunami, Palu Gelar Doa Bersama


Ribuan warga Palu menghadiri acara berdoa bersama, setahun pasca gempa-tsunami yang melanda Sulawesi Tengah, Sabtu (28/9).
Ribuan warga Palu menghadiri acara berdoa bersama, setahun pasca gempa-tsunami yang melanda Sulawesi Tengah, Sabtu (28/9).

Ribuan orang menghadiri acara berdoa bersama di Palu Sabtu (28/9), setahun setelah gempa-tsunami melanda wilayah itu dan menewaskan lebih dari 4.000 orang.

Banyak di antara mereka menangis karena mengenang para korban gempa berkekuatan 7,5 skala richter dan gelombang tsunami yang menyapu kota pinggir pantai di Sulawesi Tengah itu September tahun lalu.

Sekitar 4.300 orang dinyatakan meninggal atau hilang dan hampir 60.000 orang masih hidup dalam tempat-tempat penampungan sementara setelah rumah mereka hancur, menurut Palang Merah.

Guncangan yang sangat hebat menyebabkan banyak permukiman rata dengan tanah.

Bencana itu juga menghancurkan kapal-kapal nelayan, toko-toko, dan sistem irigasi, sehingga banyak orang kehilangan mata pencaharian.

Upaya rekonstruksi berjalan lamban, dan sebagian orang - yang masih tinggal di tempat-tempat penampungan - tidak tahu apakah mereka akan punya rumah lagi.

"Saya tinggal di tenda ini sejak gempa terjadi," kata Ela, seorang ibu beranak empat, kepada AFP.

"Sulit sekali. Anak-anak saya sakit, panas dan terkadang kami terpaksa tidur di alas yang basah setelah hujan. Bapaknya anak-anak masih bekerja tapi kami tidak mampu membeli kasur," tambahnya.

Ratusan sekolah yang rusak di seluruh wilayah itu juga belum diperbaiki. Banyak sekolah yang "sangat rusak dan terlalu berbahaya untuk digunakan, sehingga anak-anak terpaksa belajar di kelas-kelas sementara secara bergantian karena ruangan terbatas," kata organisasi "Save the Children" hari Sabtu (28/9).

Sebelumnya, Bank Dunia menawari Indonesia pinjaman 1 miliar dolar untuk membantu upaya pemulihan di Palu. (vm/pp)

XS
SM
MD
LG