Tautan-tautan Akses

Seminggu Hilang, Jenazah Pendaki Asal Slovakia Ditemukan


Tim SAR Gabungan membawa jenazah Andrey Voytech menuju Posko Pendakian Cuntel, 7 April 2018. (Foto: VOA/Nurhadi)
Tim SAR Gabungan membawa jenazah Andrey Voytech menuju Posko Pendakian Cuntel, 7 April 2018. (Foto: VOA/Nurhadi)

Andrey Voytech, warga negara Slovakia yang hilang sejak Jumat (30/3) ditemukan meninggal di lereng Gunung Merbabu, Jawa Tengah.

Andrey Voytech memulai petualangannya dari Yogyakarta, Jumat (30/3), pukul 03.30 WIB. Menyewa sepeda motor di Bandara Adi Sucipto, Andrey tiba di kawasan Kopeng, Jawa Tengah di kaki Gunung Merbabu sekitar pukul 06.00 WIB. Dia memilih jalur pendakian Cuntel, yang berada di sisi barat gunung.

Sepanjang perjalanan mendaki, dia sempat memberi kabar keberadaannya kepada seorang teman, baik melalui telepon maupun mengirim gambar swafotonya. Andrey sempat bertemu rombongan pendaki pada Jumat pukul 16.47 WIB, berfoto bersama mereka sebelum kemudian tak lagi berkirim kabar.

Sabtu pekan lalu, setelah sehari tanpa kabar, teman Andrey melapor telah kehilangan kontak. Badan SAR daerah langsung melakukan operasi pencarian. Namun Andrey baru ditemukan Sabtu ini (7/4), tujuh hari setelah dilaporkan hilang, dalam kondisi meninggal dunia.

Foto terakhir Andrey Voytech yang diambil 30 Maret 2018, dipajang di posko pencarian. (Foto: VOA/Nurhadi)
Foto terakhir Andrey Voytech yang diambil 30 Maret 2018, dipajang di posko pencarian. (Foto: VOA/Nurhadi)

Asisten Operasi Basarnas, Amin Yahya di Kopeng, Jawa Tengah menyatakan, jenazah Andrey ditemukan di dasar sungai.

"Tim gabungan dari berbagai unsur sebenarnya sudah melakukan pencarian di lokasi ini sebelumnya, tetapi baru hari ini tepatnya pukul 08.40 WIB korban ditemukan. Kemungkinan korban kelelahan sehingga kemudian jatuh ke jurang," ujarnya.

Jenazah Andrey tiba di Posko Pendakian Cuntel, hari Sabtu (7/4) sekitar pukul 12.20 WIB. Tim membawa kantung mayat berwarna hitam secara bergantian dari lokasi penemuan. Jenazah langsung dibawa ke Semarang untuk dikoordinasikan dengan Kedutaan Slovakia di Jakarta.

Keterangan lokasi penemuan jenazah Andrey Voytech. (Foto: VOA/Nurhadi)
Keterangan lokasi penemuan jenazah Andrey Voytech. (Foto: VOA/Nurhadi)

Pendakian di Merbabu sempat ditutup seminggu terakhir ini untuk memaksimalkan upaya pencarian. Setelah beberapa hari melakukan pencarian tanpa hasil, SAR juga menggali informasi dari kalangan perhotelan dan imigrasi. Muncul kecurigaan, Andrey telah turun dan meninggalkan kawasan tersebut. Sepeda motor yang disewa Andrey masih tertinggal di Pos Pendakian Cuntel. Namun tidak ada hotel yang melaporkan tamu atas nama Andrey, begitupun imigrasi.

Tim pencari menemukan jenazah setelah menyusuri sungai dari bawah. Sejumlah pendaki menyatakan, Andrey sempat terlihat bermain-main dengan kawanan kera Jumat lalu, karena memang banyak kera di kawasan itu.

Koordinator SAR Genikan, yang menjadi penanggung jawab langsung pendakian Merbabu, Agus Surolawe, mengatakan kepada VOA, kepala Andrey pecah diperkirakan karena jatuh dari ketinggian sekitar 13 meter. Insiden semacam ini jarang terjadi di rute pendakian yang relatif ramai tersebut.

"Lokasi tempat jenazah ditemukan sebenarnya ada di jalur utama pendakian yang relatif aman dan tidak terlalu sulit bagi pendaki. Karena itu, ya cukup aneh juga ketika tim menemukannya di sana. Kami belum tahu apakah jalur akan segera dibuka lagi, nanti setelah koordinasi baru bisa diputuskan," kata Agus Surolawe.

Puncak Merbabu terlihat cerah, Jumat 30 Maret 2018. (Photo courtesy: Bramanto).
Puncak Merbabu terlihat cerah, Jumat 30 Maret 2018. (Photo courtesy: Bramanto).

Kepala Basarnas Jawa Tengah Noer Isrodin Muchlisin, menjelaskan Andrey diduga meninggal karena terjatuh dan terbentur dasar sungai yang berbatu. Noer menambahkan, tim yang menemukan korban adalah tim Search and Rescue Unit (SRU) I. Tim dengan sembilan personel ini sebelumnya bermalam di Pos 1 Pending, lereng Merbabu. Mereka mulai menyusuri sungai pukul 07.00 WIB, di aliran yang disebut dengan Kalimenek dari sisi bawah ke atas.

Jumat pekan lalu, Bramanto pendaki dari Baturan Hiking Club 1976 Yogyakarta juga mendaki Merbabu bersama sejumlah rekan. Kepada VOA dia bercerita, hari Jumat sore, ketika Andrey masih di lereng gunung, cuaca cerah dengan kabut tebal. "Sempat mau hujan tapi nggak jadi. Sampai di posko bawah kabutnya juga masih tebal," ujarnya.

Merbabu memiliki lima jalur pendakian resmi di tiga kabupaten yang berbeda. Menurut Bramanto yang sudah mendaki Merbabu dari sejumlah jalur berbeda, jalur Cuntel yang dipilih Andrey merupakan jalur berat. Pendaki harus menanjak tajam terus menerus hingga Pos Menara, sebelum kemudian ada jalan mendatar dan kembali menanjak. "Itu sebenarnya jalur untuk yang sudah memahami medan. Biasanya yang pemula memilih jalur Selo di Boyolali, yang relatif mudah dan pemandangannya bagus," tambah Bramanto.

Hingga laporan ini disampaikan belum ada keterangan dari pihak Kedutaan Besar Slovakia di Jakarta. Jenazah masih berada di RS Bhayangkara Semarang untuk pemeriksaan lebih lanjut. [ns/em]

Recommended

XS
SM
MD
LG