Tautan-tautan Akses

Rustam Mustafakulov: Siang Pembersih Jendela, Malam Hari Pemain Sepak Bola


Rustam Mustafakulov, seorang migran Uzbekistan, pemain sepak bola di tim amatir Rusia FC Maxima.
Rustam Mustafakulov, seorang migran Uzbekistan, pemain sepak bola di tim amatir Rusia FC Maxima.

Seorang migran Uzbekistan yang tinggal di Rusia mengatakan hidup tidak selalu mudah dengan penduduk setempat sering mengejeknya karena asalnya dan menuduhnya mencuri pekerjaan warga Rusia. Yang membuatnya bertahan adalah apa dilakukannya selepas bekerja: bermain sepak bola dengan migran lain dari seluruh dunia.

Jauh dari kampung halamannya, Uzbekistan, Rustam Mustafakulov menghabiskan waktu berjam-jam menggelantung pada sisi bangunan, membersihkan jendela. Yang membuatnya bertahan adalah ketika jam kerjanya berakhir dimana ia bersama rekan timnya bermain sepak bola.

"Kami sudah bermain bersama selama bertahun-tahun, kami semua sudah berteman," ujarnya.

Ayah tiga anak ini bermain secara profesional pada liga Uzbekistan sebelum bergabung dengan FC Maxima, tim amatir yang dibentuk untuk membantu imigran baru di Rusia. Sejak bergabung, ia tidak lagi memperhatikan ejekan publik.

"Kadang-kadang beberapa orang mengatakan merekamereka tidak punya masalah dengan kami. Yang lain tidak dan mengatakan kami merebut pekerjaan mereka," tambahnya.

Tim sepak bola amatir itu menyatukan para migran dari seluruh dunia, banyak yang kesulitan berintegrasi di sebuah negara asing. Tim ini dibentuk tahun 2007 di St Petersburg oleh pelatih Bakhtiyar Yusupov, yang juga seorang imigran.

"Tujuan utama kami adalah membuat setiap orang yang datang ke tim merasa di rumah sendiri dan tanpa memandang status sosial mereka, apakah dia seorang pengangkat barang atau pengawas," kata Yusupov.

Tim ini termasuk pemain dari Uzbekistan, Mali, Kamerun, Armenia dan Mesir, dan bersama-sama berlatih beberapa kali seminggu. Seorang pemain lain mengatakan sejauh ini ia disambut hangat oleh warga Rusia.

Aziz Camara mengatakan, "Saya datang ke sini karena saya mendengar banyak hal mengenai Rusia, mengenai budayanya. Saya juga mendengar banyak orang membicarakan rasisme di sini. Mereka memberi tahu saya bahwa Rusia masih merupakan negara yang sangat tertutup dan sulit untuk ditinggali. Sejauh ini sebaliknya."

Mohammed Hafez, yang pernah bermain secara profesional di Mesir, mengatakan bahwa Tim Maxima mungkin adalah tiketnya kembali - ke liga besar.

"Ini impian saya, untuk bermain, dan saya tidak akan menyerah, insya Allah, saya akan membuat ini menjadi kenyataan," ujarnya.

Keluarga Hafez, istri dan anak perempuannya sekarang adalah penggemar setianya. Tapi jauh dari tanah kelahirannya, bergabung pada tim sepak bola sebagai pemain migran ini membantu mewujudkan mimpinya. [my/al]

XS
SM
MD
LG