Tautan-tautan Akses

Rusia Damprat Kecaman AS terhadap Tindakan di Suriah


Deputi Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov mendamprat kecaman AS (foto: dok).
Deputi Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov mendamprat kecaman AS (foto: dok).

Moskow menandaskan pihaknya tidak dapat menerima tuntutan supaya membatasi diri di sekitar Aleppo, kota yang terbagi dua antara pasukan pemerintah Suriah dan pemberontak.

Moskow hari Selasa (2/8) mendamprat kecaman Washigton terhadap tindakan Rusia di Suriah.

"Begitu pasukan pemerintah Suriah dengan bantuan kami membuat kemajuan sebenarnya dalam memerangi pemberontak, Amerika mulai menuntut agar kami berhenti menggempur teroris," kata Deputi Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov kepada kantor berita RIA-Novosti.

Menurut pemantau yang berkedudukan di Inggris, Rusia melancarkan serangan udara berat di pinggiran Aleppo, melambatkan usaha terakhir pemberontak untuk mendobrak kepungan pasukan Suriah terhadap kota itu.

Sebelumnya, Menteri luar negeri Amerika John Kerry hari Senin (1/8) meminta Rusia dan sekutunya Suriah membatasi diri dalam melancarkan operasi ofensif di Aleppo yang beberapa bagiannya yang dikuasai pemberontak kini dikepung pasukan Suriah.

Kerry mengatakan, operasi ofensif itu mencegah pihak-pihak yang berperang untuk bertemu hari Senin, tanggal yang ditetapkan bagi pemerintah Suriah dan pemberontak untuk menyepakati kerangka menuju peralihan politis. ‘Kami tunggu dalam beberapa jam atau hari ke depan apakah dinamika itu dapat diobah’ kata John Kerry.

Namun, Ryabkov menampik, menyebut pertemuan dimaksud sebagai suatu ultimatum.

‘Mendengar dari Washington bahwa beberapa jam dan hari ke depan akan menentukan, itu kedengaran seperti ultimatum yang tidak dapat diterima," katanya.

Menurutnya, itu sudah semacam pemerasan biasa dari pihak Amerika.

Moskow tadinya mengumumkan koridor kemanusiaan keluar dari Aleppo bagi warga sipil dan anggota pemberontak yang menyerah, rencana yang oleh sebagian LSM dipandang ‘sangat cacad’ dan sebaliknya meminta PBB yang menyusun rencana mengenai rute keluar dari Aleppo.

Ryabkov mengatakan Amerika sendiri menggunakan skema koridor itu, dan hanya menentangnya karena pasukan pemerintah Suriah sedang menghancurkan musuh-musuhnya yang tidak turut dalam gencatan senjata atau menyerah.

"Mengapa skema koridor itu tidak bisa dilakukan di Aleppo?" tanya Ryabkov.

"Itu karena pemerintah Suriah akhirnya mulai memisahkan teroris oposisi moderat dan penduduk sipil. Itulah yang sudah berbulan-bulan belum dapat diterima oleh kolega-kolega kami di Washington," tegas Ryabkov. [al]

XS
SM
MD
LG