Tautan-tautan Akses

Suriah Siap Lanjutkan Perundingan Perdamaian Tanpa ‘Prasyarat’


Utusan khusus PBB untuk Suriah Ramzy Ezzeldin Ramzy (kiri) dan Staffan de Mistura usai pertemuan di Jenewa, Swiss (foto: dok).
Utusan khusus PBB untuk Suriah Ramzy Ezzeldin Ramzy (kiri) dan Staffan de Mistura usai pertemuan di Jenewa, Swiss (foto: dok).

Pemerintah Suriah mengatakan siap melanjutkan kembali perundingan perdamaian dengan pihak oposisi di Jenewa pada akhir bulan Agustus, “tanpa prasyarat dan tanpa campur tangan eksternal.”

Pengumuman hari Minggu (31/7) itu, yang dilaporkan kantor berita pemerintah Suriah, disampaikan menyusul perundingan di Damaskus antara utusan khusus PBB Ramzy Ezzeldin Ramzy dan Wakil Menteri Luar Negeri Suriah Fayssal Mikdad.

Mikdad tidak memberikan rincian, dan hingga Minggu malam masih belum jelas apakah pembicaraan itu menghasilkan sesuatu mengenai masa depan Presiden Bashar al-Assad – isu yang gagal menemui kesepakatan dalam dua ronde perundingan sebelumnya.

Pemerintahan negara-negara Barat telah berkeras agar Assad mundur sebagai bagian dari perjanjian perdamaian, namun sekutu-sekutu Assad, terutama Rusia, bertempur bersama pasukan Suriah untuk mempertahankan kekuasaan Assad.

Perundingan perdamaian dua pekan pada bulan April dan gencatan senjata sebelumnya gagal ketika tidak ada kesepakatan mengenai masa depan Assad, dan ketika para pejuang dari kedua pihak yang berperang mengabaikan gencatan senjata.

Perundingan bulan April yang gagal itu juga mendorong mundurnya ketua juru runding dari oposisi Suriah, Mohammed Alloush, beberapa pekan kemudian. Alloush mengaitkan kemundurannya dengan kekerasan yang berkelanjutan, yang diduga dilakukan pemerintahan Assad dan militer Rusia. [vm]

XS
SM
MD
LG