Tautan-tautan Akses

Pernyataan Trump Dikecam di Afrika, Presiden Uganda Suka Kejujuran Trump


Presiden Uganda Yoweri Museveni di Kampala (foto: dok).
Presiden Uganda Yoweri Museveni di Kampala (foto: dok).

Komentar Presiden Amerika Donald Trump mungkin telah membuat marah banyak pemimpin Afrika, tetapi bukan Yoweri Museveni dari Uganda, yang mengatakan bahwa dia menyukai kejujuran Trump, dan menganggap Amerika Serikat memiliki presiden yang hebat.

Presiden Yoweri Museveni membuat legislator dari Komunitas Afrika Timur tertawa ketika ia mengatakan mencintai Presiden Amerika Donald Trump.

Awal bulan ini, Presiden Trump dituduh menghina Haiti dan beberapa negara di Afrika, dengan menggunakan kata-kata kotor ketika membahas masalah imigran yang datang ke Amerika Serikat. Walaupun beberapa negara Afrika seperti Nigeria dan Afrika Selatan bereaksi dengan memanggil duta besar Amerika untuk menjelaskan komentar yang menghina tersebut.

Namun, Presiden Uganda Museveni malahan memuji Trump.

"Amerika telah memiliki presiden terbaik yang pernah ada. Saya suka Trump. Saya suka Trump karena dia mengatakan kepada orang-orang Afrika dengan bahasa yang terus terang. Saya tidak tahu apakah dia salah dikutip atau apapun, tetapi ketika dia berbicara saya menyukainya, karena dia berbicara terus terang. Orang-orang Afrika harus menyelesaikan masalah mereka sendiri. Mereka harus kuat. Kita tidak bisa bertahan kalau kita lemah," kata Museveni.

Museveni bukan satu-satunya penggemar Trump di Uganda. Penyiar radio lokal James Onen, yang dikenal karena komentarnya yang kontroversial, mengatakan banyak orang Afrika percaya bahwa negara mereka adalah negara yang disebut oleh Trump dengan kata-kata kasar itu, karena banyak orang yang terbaik dan paling cerdas melarikan diri dari benua itu untuk memperoleh kesempatan hidup yang lebih baik.

Menurutnya, komentar Museveni itu ironis. Dan lagi , katanya, kalau negara-negara Afrika adalah tempat yang buruk untuk hidup, bukankah itu kesalahan orang-orang yang bertanggung jawab?

"Jadi, ini hampir merupakan pengakuan atas kegagalannya sendiri. Tapi, saya pikir Presiden Museveni juga bersikap strategis, dia memahami bahwa dengan memuji-muji Trump, itu mungkin berarti lebih baik bagi dia dan lebih sedikit masalah yang dihadapinya di masa depan," kata Onen.

Wakil Uganda untuk Dewan Perwakilan Afrika Timur, Susan Nakawuki, setuju dengan komentar Museveni, tetapi mengatakan masalah Afrika adalah benua itu tidak memiliki kesempatan seperti negara-negara Barat.

"Kita seharusnya tidak membiarkan pihak luar mencoba memberikan solusi kepada kita. Karena kalau kita beri mereka kesempatan, mereka datang dan minta syarat-syarat yang keras. Jadi, semua orang ini akan mendatangi kita dengan segala syarat-syarat mereka ini. Mereka mengharapkan sesuatu sebagai imbalannya, mungkin dalam hal investasi. Jadi, saya sepenuhnya setuju, Afrika penuh dengan orang-orang yang sangat cerdas, tapi tidak mempunyai kesempatan seperti yang dimiliki orang-orang di barat," tukas Nakawuki.

Museveni mungkin telah memuji Trump atas komentarnya, tetapi Ketua Parlemen Uganda Rebecca Kadaga tidak membiarkan komentar itu berlalu begitu saja.

Ketika bertemu dengan Duta Besar Amerika untuk Uganda, Deborah Malac hari Selasa, dia bertanya apa maksud Trump dengan ucapannya yang bersifat menghina itu. Duta Besar Malac menggambarkan komentar tersebut “mengganggu dan mengesalkan”. [sp/ii]

Recommended

XS
SM
MD
LG