Tautan-tautan Akses

Polisi Tiongkok Antisipasi Demonstrasi


Polisi di Shanghai, Tiongkok, menahan seorang pria yang mengikuti aksi demonstrasi, Minggu (28/2).
Polisi di Shanghai, Tiongkok, menahan seorang pria yang mengikuti aksi demonstrasi, Minggu (28/2).

Polisi berseragam maupun berpakaian preman dikerahkan di Beijing dan Shanghai untuk mencegah orang berkumpul.

Polisi di beberapa kota Tiongkok dikerahkan pada hari Minggu untuk menanggapi seruan melalui internet oleh sebuah website luar negeri untuk meniru protes yang melanda negara-negara Timur Tengah.

Polisi berseragam maupun berpakaian preman berjaga-jaga di Beijing dan Shanghai untuk mencegah orang berkumpul.

Beberapa wartawan asing dihajar polisi. Ada juga wartawan, termasuk wartawan VOA, yang ditahan dan buku catatan, rekaman dan foto yang mereka ambil disita.

Di wilayah wisata dan perbelanjaan utama di Beijing, dekat dengan Lapangan Tiananmen, beberapa wartawan asing diserang dan ditahan. Banyak wartawan diperintahkan agar menghancurkan film liputan dan foto-foto.

Di antara mereka terdapat dua wartawan VOA yang meliput di tempat kejadian, termasuk kepala biro VOA di Beijing Stephanie Ho.

Ho didorong masuk ke sebuah toko oleh orang yang nampaknya polisi berpakaian sipil. Pada saat itu insiden tersebut mungkin bisa berubah menjadi kekerasan. Tetapi, seorang polisi tak berseragam turun tangan dan memerintahkan mereka agar tidak memukul perempuan.

Ho dikawal ke luar wilayah itu dan ditahan satu jam sebelum dibebaskan. Beberapa wartawan asing lainnya mengatakan mereka juga dikawal oleh polisi.

Tiongkok menyiagakan pasukan keamanan setelah sebuah situs mendesak warga Tiongkok agar meniru “Revolusi Jasmine” yang pro-demokrasi yang menyapu Timur Tengah.

Tetapi, hanya sedikit yang memperdulikan seruan untuk ikut demonstrasi itu.

Beberapa petinggi pemerintah minggu ini menyangkal pernyataan bahwa Tiongkok mungkin bisa terkena demonstrasi seperti yang terjadi di seluruh Timur Tengah.

Mereka mengatakan Tiongkok mengalami pertumbuhan ekonomi yang tinggi tanpa tingkat pengangguran tinggi dan kemiskinan yang memicu pemberontakan di negara-negara seperti Tunisia dan Mesir.

Namun, seruan untuk mengadakan demonstrasi pro-demokrasi telah meningkatkan kekhawatiran pemerintah.

Puluhan pembangkang dan pegiat hak azasi manusia ditahan serta diskusi melalui internet dan upaya untuk memperoleh informasi mengenai pergolakan di Timur Tengah disensor.

Tidak jelas siapa yang mengeluarkan seruan protes. Pemerintah memblok posting internet dan pesan SMS yang menyebut-nyebut “Revolusi Melati,” yaitu protes yang berawal di Tunisia dan merebak ke beberapa negara di sekitarnya.

XS
SM
MD
LG