Tautan-tautan Akses

PM Jepang Perpanjang Keadaan Darurat 


Suasana di sebuah pusat perbelanjaan di Tokyo, Jepang, 9 September 2021. (REUTERS/Kim Kyung-Hoon)
Suasana di sebuah pusat perbelanjaan di Tokyo, Jepang, 9 September 2021. (REUTERS/Kim Kyung-Hoon)

Jepang, Kamis (9/9) mengumumkan perpanjangan keadaan darurat terkait virus corona di Tokyo dan 18 daerah lain hingga akhir September sementara sistem perawatan kesehatan tetap berada di bawah tekanan yang parah, meskipun infeksi baru virus corona sedikit melambat.

Keadaan darurat saat ini, yang akan berakhir Minggu, dikeluarkan pertama kali di Okinawa pada Mei dan secara bertahap diperluas. Terlepas dari keadaan darurat yang berkepanjangan, sebagian besar tindakan yang mengandalkan kesadaran itu, menjadi kurang efektif karena masyarakat yang lelah semakin mengabaikannya.

PM Jepang Yoshihide Suga dalam konferensi pers di Tokyo, Jepang, 9 September 2021. (REUTERS/Kim Kyung-Hoon/Pool)
PM Jepang Yoshihide Suga dalam konferensi pers di Tokyo, Jepang, 9 September 2021. (REUTERS/Kim Kyung-Hoon/Pool)

Perdana Menteri Yoshihide Suga mengatakan kasus serius tetap tinggi dan pasien COVID-19 masih membanjiri banyak rumah sakit. Dia meminta masyarakat tetap bekerja secara daring dan mempraktikkan langkah-langkah jarak fisik lainnya "agar kita bisa kembali ke kehidupan sehari-hari yang aman dan sejahtera."

Perpanjangan akan mencakup periode ketika pemerintah Jepang dalam masa transisi. Suga telah mengumumkan bahwa dia tidak akan mencalonkan diri dalam pemilu 29 September untuk menjadi ketua Liberal Democratic Party (Partai Demokratik Liberal) dan penggantinya dalam pemilu itu mungkin akan menjadi perdana menteri berikutnya.

Pemerintahan Suga dihadang kritik tajam atas langkah-langkah penanganan pandemi yang dianggap sangat terlambat dan terlalu kecil sehingga tidak efektif dan karena mengadakan Olimpiade meskipun ada tentangan publik selama pandemi.

Para pengunjung stasiun kereta api di Tokyo, Jepang, mengenakan masker di tengah pandemi COVID-19, 9 September 2021. (AP Photo/Hiro Komae)
Para pengunjung stasiun kereta api di Tokyo, Jepang, mengenakan masker di tengah pandemi COVID-19, 9 September 2021. (AP Photo/Hiro Komae)

Sementara itu, pemerintah sedang mempelajari peta jalan untuk melonggarkan pembatasan sekitar November ketika sebagian besar penduduk diperkirakan akan sudah divaksinasi sepenuhnya, kata para pejabat. Pelonggaran pembatasan akan memungkinkan orang yang divaksinasi penuh untuk bepergian, berkumpul untuk pesta atau menghadiri acara massal.

Tanpa lockdown, Jepang jauh lebih baik dibadingkan negara maju lainnya dalam jumlah kasus dan kematian COVID-19, tetapi negara itu kesulitan menghadapi gelombang baru penularan yang dipicu varian baru yang lebih menular. Jepang melaporkan sekitar 1,65 juta kasus dan 16.500 kematian.[ka/ab]

Recommended

XS
SM
MD
LG