Tautan-tautan Akses

Paralimpiade Tokyo Ditutup


Penampilan sejumlah artis dalam upacara penutumpan Paralimpiade Tokyo 2020 di Tokyo, Jepang, Minggu, 5 September 2021.
Penampilan sejumlah artis dalam upacara penutumpan Paralimpiade Tokyo 2020 di Tokyo, Jepang, Minggu, 5 September 2021.

Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo yang tertunda mencapai penghujung dengan penutupan resmi pada Minggu (5/9), hampir delapan tahun setelah Ibu Kota Jepang itu dipilih untuk menjadi tuan rumah kedua acara tersebut.

Paralimpiade yang berlangsung selama 13 hari – tak lama setelah pelaksanaan Olimpiade – ditutup dengan upacara seperti sirkus di Stadion Nasional, disaksikan langsung oleh Putra Mahkota Akishino, saudara laki-laki Kaisar Naruhito. Olimpiade sendiri telah ditutup hampir satu bulan lalu.

Olimpiade dan Paralimpiade ini merupakan pesta olahraga yang belum pernah terjadi sebelumnya, karena sempat ditangguhkan selama satu tahun dan ditandai dengan berbagai catatan dan pujian.

Tidak ada satu penggemar olahraga pun diperkenankan hadir selama Olimpiade, kecuali ribuan orang yang hadir dalam pertandingan yang diselenggarakan di tempat-tempat terpencil di luar Tokyo. Sementara hanya beberapa ribu anak sekolah diizinkan masuk ke beberapa tempat pertandingan paralimpiade.

Upacara penutupan bertajuk “Hiruk Pikuk Harmoni” itu melibatkan aktor difabel dan non-difabel. Tema ini digambarkan oleh panitia sebagai “dunia yang diilhami oleh Paralimpiade, dunia yang disinari perbedaan.”

Sebagaimana Olimpiade, Paralimpiade tetap berlangsung meskipun Tokyo berada di bawah status darurat karena pandemi virus corona. Uji medis kerap dilakukan dan para atlet diisolasi dalam ruang-ruang agar tidak terjangkit virus mematikan itu. Kasus Covid-19 di Jepang tetap melonjak, meskipun hampir 50 persen warga telah divaksinasi penuh.

“Saya yakin kita telah berhasil mencapai akhir pesta olahraga ini tanpa masalah berarti apa pun,” ujar Seiko Hashimoto, Presiden Komite IOC Tokyo.

Pandemi virus corona telah menimbulkan kerugian hampir 800 juta dolar dari penjualan tiket, yang ditutupi dari anggaran pemerintah. Sejumlah sponsor lokal berkontribusi dengan menyumbang lebih dari $3 miliar dana operasi, yang tampaknya tidak memberi banyak imbalan karena sedikitnya fans yang bisa datang.

Hashimoto pada Minggu (5/9) mengisyaratkan bahwa Sapporo mungkin akan mengajukan diri sebagai tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2030. [em/jm]

XS
SM
MD
LG