Tautan-tautan Akses

Pernyataan Calon Menteri Pendidikan AS soal Senjata Api Picu Kontroversi


Betsy DeVos, yang dinominasikan sebagai Menteri Pendidikan oleh Presiden-terpilih Donald Trump (foto: dok).
Betsy DeVos, yang dinominasikan sebagai Menteri Pendidikan oleh Presiden-terpilih Donald Trump (foto: dok).

Di negara yang dihuni banyak beruang grizzly, pernyataan-pernyataan calon menteri pendidikan pilihan Donald Trump bahwa sekolah seharusnya memiliki senjata api untuk melindungi diri dari beruang, tidak menjadi kejutan.

Pernyataan Betsy DeVos hari Selasa (17/1) di hadapan komite Senat bahwa pejabat-pejabat di tingkat lokal dan negara bagian seharusnya memutuskan apakah perlu ada senjata api di sekolah atau tidak, menimbulkan kegemparan di sebagian Amerika mengingat adanya sejumlah insiden penembakan massal yang menewaskan puluhan remaja.

Tetapi di tempat-tempat seperti Wyoming, isu itu lebih pada soal keselamatan dibanding politik. Beruang grizzly menyerang pemburu, wisatawan dan warga lain di kawasan pedesaan, dan bahkan kadang-kadang orang yang ada di dekat rumah. Sejak tahun 2010 beruang telah membunuh enam orang di Yellowstone National Park.

Beruang grizzly dalam jumlah besar berada di kawasan di sekitar sebuah sekolah dasar di Wapiti, Wyoming, yang terletak 30 mil di sebelah timur Yellowstone National Park. Sekolah itu kini dikelilingi pagar tinggi supaya hewan karnivora itu tidak bisa masuk ke halaman sekolah.

Betsy DeVos yang berasal dari Michigan dan menjadi aktivis pendidikan selama puluhan tahun dan pendukung kuat charter school (sekolah pilihan), menjelaskan hal ini pada Komite Senat urusan Kesehatan, Pendidikan, Tenaga Kerja dan Pensiun di Senat.

“Saya kira mungkin perlu ada senjata api di sekolah untuk melindungi dari kemungkinan datangnya beruang,” kata DeVos.

Sebenarnya tidak ada senjata api di lingkungan sekolah karena hal itu akan melanggar UU federal, ujar Ray Schulte, pejabat urusan pendidikan di Yellowstone National Park yang mencakup SD Wapiti K-5.

Namun demikian ia terbuka untuk membiarkan dewan sekolah setempat memutuskan yang terbaik bagi siswa mereka.

“Mungkin bukan keputusan yang tepat bagi sekolah di daerah tertentu. Tetapi ketika berada di pedalaman dan perlu waktu sekitar 15-20 menit bagi seseorang untuk datang ke lokasi Anda, tidak masuk akal jika tidak ada seseorang yang memiliki senjata api dan bisa bertindak jika ada kondisi darurat,” ujar Schulte.

Ini bukan pendapat yang lain dari biasa di Wyoming, di mana para pejabat terpilih di semua tingkat mendukung kepemilikan senjata api. Sebuah RUU disampaikan di dewan perwakilan setempat pekan lalu, yang akan mengijinkan penggunaan senjata api di lingkungan kampus perguruan tinggi dua tahun dan empat tahun di Wyoming.

Usulan itu dan usul lain untuk mengijinkan senjata api dalam pertemuan-pertemuan pemerintah setempat telah menimbulkan kontroversi.

Beruang merupakan spesies yang dilindungi pemerintah federal. Membunuh seekor beruang dalam upaya pertahanan diri – suatu skenario yang sulit dibayangkan di lingkungan sekolah yang dikelilingi pagar tinggi – bisa dikenai hukuman hingga enam bulan penjara dan denda 2.500 dolar.

Lagi pula, hanya tembakan senapan atau senjata genggam yang kuat dan tepat sasaran yang dapat mencegah beruang grizzly, yang di pegunungan Rocky Mountain beratnya bisa mencapai 700 pounds atau lebih dari 300 kilogram, dan bisa berlari dengan kecepatan hingga 45 mil per jam atau 72 kilometer per jam. Di Wyoming misalnya, bahkan wakil kepala sekolah atau guru seni perlu berlatih banyak sebelum bisa melepaskan tembakan yang tepat.

Meskipun demikian sejumlah aktivis masih terkejut dengan pernyataan DeVos yang menyiratkan dukungannya sekolah-sekolah tertentu boleh memiliki senjata api.

“Jelas bahwa Betsy DeVos tidak memahami sesungguhnya isu kekerasan di lingkungan sekolah, atau resiko senjata api terhadap siswa dan warga yang paling rentan. Siswa Amerika perlu tokoh yang lebih baik,” ujar Dan Gross – presiden Brady Campaign to Prevent Gun Violence dalam sebuah pernyataan pers. [em/al]

XS
SM
MD
LG