Tautan-tautan Akses

Perebutkan Shorty Awards 2019, “Karya Adalah Doa” Siap Bersaing dengan Jennifer Lawrence


Bintang Hollywood, Jennifer Lawrence saat mempromosikan film "The Hunger Games" di Los Angeles (foto: dok).
Bintang Hollywood, Jennifer Lawrence saat mempromosikan film "The Hunger Games" di Los Angeles (foto: dok).

“Karya Adalah Doa” yang digagas Berakar Komunikasi kembali dinominasikan menerima anugerah bergengsi "Shorty Awards 2019" untuk kategori “Pemerintah dan Politik.”

Tidak tanggung-tanggung, kali ini “Karya Adalah Doa” bersaing ketat dengan beberapa tokoh terkenal dunia, antara lain bintang Hollywood, Jennifer Lawrence yang lewat organisasi anti-korupsi terbesar di Amerika “RepresentUs” menggagas kampanye “Unbreaking America” yang viral dan berhasil mengajak 3,5% rakyat Amerika atau sekitar 11 juta orang untuk mendidik publik memperbaiki sistem politik yang rusak.

Selain itu ada pula Human Rights Campaign, organisasi hak-hak sipil LGBTQ terbesar di Amerika, yang melancarkan kampanye untuk membantu lolosnya The Equality Act, yang memberi perlindungan non-diskriminatif pada seluruh orang tanpa membedakan orientasi seksual dan identitas gendernya. Juga Cory Otjen dan Aaron Durand yang menggagas film animasi untuk mendorong reformasi “Measure 11,” aturan hukum yang memperbolehkan penuntutan dan putusan vonis terhadap sebagian anak muda Oregon sebagai orang dewasa, tanpa kemungkinan pembebasan lebih dini.

“Kami bangga sekali bisa kembali dinominasikan dalam penghargaan ini. Apalagi kali ini berkompetisi dengan Jennifer Lawrence!” ujar Yoga Adhitrisna, yang mengepalai bidang kreatif Berakar Komunikasi, kepada VOA sebelum terbang ke New York awal pekan ini.

Lebih jauh Yoga mengungkapkan bahwa baru mengetahui masuk nominasi Shorty Awards 2019 ini pada pertengahan Oktober. “Kami masuk kategori Government & Politic di Shorty Social Goods Awards. Ini penghargaan bagi kampanye penggunaan media digital yang mempunyai dampak sosial positif. Cakupannya seluruh dunia,” tambahnya.

Berakar Komunikasi menangkan Mobile Marketing Association (MMA) Smarties tahun 2019 di Jakarta. (Courtesy: Berakar Komunikasi)
Berakar Komunikasi menangkan Mobile Marketing Association (MMA) Smarties tahun 2019 di Jakarta. (Courtesy: Berakar Komunikasi)

Shorty Awards Libatkan Jutaan Pengguna Media Sosial di Dunia Sebagai Juri

Shorty Awards yang dianugerahkan setiap tahun menghadirkan mereka yang terbaik dalam media sosial – Facebook, Twitter, YouTube, Instagram, TikTok dan lainnya – baik individu maupun kelompok/organisasi. Penyelenggara yakin apa yang diangkat media sosial dapat menciptakan dan mendorong perubahan, menciptakan bintang-bintang baru dan memicu gerakan global. Pemenang tidak saja dipilih oleh jutaan pengguna media sosial di dunia, tetapi juga skor yang diberikan Real Time Academy, semacam juri penghargaan itu. Pengguna media sosial dapat memasukkan nominasi dan mendukungnya dalam dua bidang berbeda : influencer dan brand atau merk. Kedua bidang itu memiliki sejumlah kategori berbeda pula.

Kategori untuk Shorty Awards 2019 ini pun dibagi berdasarkan kampanye, desain, bidang industri, platform, strategi dan keterlibatan massa, hingga influencer dan kemitraan dengan selebriti.

Mereka yang pernah memenangkan penghargaan bergengsi ini di masa lalu antara lain Taylor Swift, Malala Yousafzai, JK Rowling, Adele hingga DJ Khaled.

Pernah Menang Tahun 2015, Akankah Menang Lagi di 2019?

Berakar Komunikasi pernah memenangkan penghargaan ini pada tahun 2015 untuk kategori yang sama “Government and Politics” untuk brands and organizations, serta mendapatkan anugerah emas pada Best Use of A Meme lewat “Kampanye Kisah Blusukan Jokowi” pada pemilu 2014.

Tim VOA mewawancarai Yoga Adhitrisna, pendiri dan kepala tim kreatif Berakar Komunikasi, menjelang penerimaan Shorty Awards di New York, 21 April 2015 (Foto:VOA).
Tim VOA mewawancarai Yoga Adhitrisna, pendiri dan kepala tim kreatif Berakar Komunikasi, menjelang penerimaan Shorty Awards di New York, 21 April 2015 (Foto:VOA).

Blusukan adalah salah satu kiat ikonik Joko Widodo untuk mendengar dan melihat langsung aktivitas warga masyarakat, di daerah-daerah terpencil sekali pun. Ketika itu Joko Widodo dihadirkan di poster dan buku-buku komik – dengan tampilan ikonik “menggulung lengan baju” tanda siap kerja – menggunakan karakter ala Tintin, yang berorientasi kerja dan menyelesaikan masalah.

Tahun 2019 ini Berakar Komunikasi dinominasikan untuk dua kategori sekaligus, yaitu “Government and Politics” dan “Best Use of Images.” Ikon utama dalam kampanye “Karya Adalah Doa” masih Joko Widodo, yang kali ini bertarung sengit dengan Prabowo Subianto. “Karya Adalah Doa” berupaya keras mendorong kampanye melawan hoaks dan kebencian secara positif. Lebih dari 700 karya seni di situs www.karyaadalahdoa.id diunduh belasan ribu kali, tidak saja di Indonesia tetapi juga di 53 negara. Keterlibatan pengguna media sosial atas kampanye ini juga sangat luar biasa, yaitu mencapai lebih dari 125 juta social media impressions.

"’Teman-teman di tim Karya Adalah Doa sudah bekerja keras, lebih keras dari biasanya. Karena pada waktu pemilu tuntutannya kita berkejaran dengan waktu. Isu dan kebutuhan komunikasinya sangat dinamis dari menit ke menit bisa berkembang,” ujar Yoga, yang datang ke New York bersama illustrator ulung Hari Prast.

Menang merupakan suatu harapan, tetapi bisa menjadi seperti sekarang ini, menurut Yoga, merupakan buah kerja keras dan perjalanan panjang yang sangat dinikmati tim Berakar Komunikasi.

Acara puncak pengumuman dan anugerah Shorty Awards 2019 ini dilangsungkan di New York, Kamis malam (14/11) waktu Amerika atau Jumat pagi (15/11) waktu Indonesia. (em/pp)

XS
SM
MD
LG