Menurut pengamat AS, pemilihan di Taiwan hari Sabtu (11/1) adalah kemenangan tiga kali lipat bagi Presiden Tsai Ing-wen dan Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa, negara Taiwan secara keseluruhan, dan konsep demokrasi di Asia.
Selama ini selalu menjadi perdebatan apakah demokrasi merupakan sistem pemerintahan yang cocok dengan sejarah dan budaya Asia, kata Derek Mitchell, Presiden Institut Demokrasi Nasional di Washington, DC.
Dia merujuk Lee Kuan Yew, yang memerintah Singapura melalui kontrol pemerintah yang ketat selama 30 tahun hingga 1990.
"Lee Kuan Yew pernah berkata bahwa sebagai orang Asia, demokrasi bukanlah hal tepat untuk budaya kita," kata Mitchell pada acara yang disponsori oleh Perwakilan Ekonomi dan Kebudayaan Taipei di AS.
Tetapi, ia mengatakan kepada VOA bahwa keberhasilan pelaksanaan pemilihan presiden dan legislatif di Taiwan hari Sabtu adalah bukti nyata bahwa demokrasi adalah nilai universal yang dapat bekerja dengan baik di Asia maupun di bagian lain dunia.
Mitchell khususnya merasa senang dengan pidato mengakui kekalahan oleh Capres Taiwan yang kalah, Han Kuo-yu, pemimpin partai Kuomintang (KMT). Partainya, yang dianggap lebih bersahabat dengan Tiongkok daripada partai DPP yang dipimpin Presiden Tsai, hanya meraih sekitar 40% suara dibandingkan dengan sekitar 60% untuk Tsai. [ps/pp]