Tautan-tautan Akses

Pendukung "Sekolah di Rumah" Siap Hadapi Aturan Baru yang Lebih Ketat


Seorang ibu mendidik anaknya dengan sistem sekolah di rumah (homeschooling) di kota St. Charles, Iowa (foto: ilustrasi).
Seorang ibu mendidik anaknya dengan sistem sekolah di rumah (homeschooling) di kota St. Charles, Iowa (foto: ilustrasi).

Seminggu setelah polisi di negara bagian California menemukan 13 orang bersaudara yang menderita kekurangan gizi dan dirantai di rumah mereka, para pendukung sistem sekolah di rumah (homeschooling) mengatakan sedang bersiap-siap menghadapi peraturan baru yang lebih ketat tentang sistem pendidikan itu.

Para pendukung sistem sekolah di rumah, sangat terkejut dengan adanya tuduhan bahwa orang tua ke-13 anak itu telah merantai anak-anak mereka di dalam rumah yang kotor di kota Ferris, di California.

Orang tua yang lebih suka mendidik anak mereka di rumah daripada di sekolah, sepakat adanya peraturan yang mengharuskan kunjungan berkala para pejabat kesehatan, dan pemeriksaan akademis atas anak-anak yang bersekolah di rumah.

Tapi orang tua lainnya mengatakan, campur tangan pemerintah dalam pendidikan anak-anak di rumah karena adanya kasus-kasus pelecehan bisa menjurus pada dikeluarkannya banyak peraturan dan campur tangan yang merugikan orang tua.

“Saat ini, ancaman paling besar adalah apabila para anggota DPR membuat keputusan atau peraturan berdasarkan emosi sesaat,” kata Scott Woodruff, penasihat senior pada Perkumpulan Pembela Sistem Sekolah di Rumah, di negara bagian Virginia.

Sengketa tentang peraturan sekolah di rumah telah berlangsung sejak lama dan jumlah anak-anak yang diajar sendiri oleh orang tua di rumah naik dari 15.000 pada tahun 1970-an sampai dua juta anak tahun ini.

Seorang anggota DPR California mengajukan usul yang mengharuskan pejabat negara bagian atau kabupaten mengadakan pemeriksaan langsung ke rumah-rumah siswa untuk melihat bagaimana anak-anak itu hidup dan belajar.

Kata asosiasi pendukung hak untuk menyekolahkan sendiri anak-anak “kita tidak bisa mencegah adanya orang-orang yang jahat, tapi mengambil hak orang tua untuk mengatur pendidikan anak mereka bukanlah sesuatu yang patut dilakukan.”

Kebiasaan memberi pendidikan di rumah itu disukai sebagian orang tua karena alasan keagamaan, karena sekolah-sekolah negeri tidak memberikan pelajaran agama. Sistem itu semakin populer karena banyak orang tua tidak puas dengan sistem pengajaran sekolah negeri, sambil memperkuat ikatan keluarga.

California memperlakukan sekolah rumahan itu sama dengan sekolah swasta dan mengharuskan orang tua mendaftarkan kegiatan mereka pada pejabat lokal.

Koalisi Pendidikan Rumah yang Bertanggung-Jawab berusaha mendorong adanya kunjungan medis dan akademis oleh para pejabat terkait untuk menilai kemajuan anak-anak yang belajar di rumah, guna memastikan anak-anak itu tidak mengalami penyiksaan atau pelecehan.

Kasus menghebohkan di California itu, ketika polisi menyelamatkan 13 anak pasangan David dan Louise Turpin, yang berumur dari dua sampai 29 tahun membuat banyak orang terkejut, karena dari luar rumah mereka tampak bersih dan rapi. Tapi polisi mendapati anak-anak itu dirantai ditempat tidur mereka dan pertumbuhan fisik mereka terganggu karena kurang gizi. [ii]

XS
SM
MD
LG