Tautan-tautan Akses

Penduduk Lokal di Suriah Timur Laut Tolak Pasukan Rusia 


Iring-iringan kendaraan militer Rusia yang kembali daripatroli gabungan Turki-Rusia di bagian timur laut Suriah, tampak di Kota Kiziltepe, Provinsi Mardin, Turki, 1 November 2019.
Iring-iringan kendaraan militer Rusia yang kembali daripatroli gabungan Turki-Rusia di bagian timur laut Suriah, tampak di Kota Kiziltepe, Provinsi Mardin, Turki, 1 November 2019.

Sejumlah sumber dan pakar mengatakan, pasukan militer Rusia semakin menghadapi penolakan oleh penduduk lokal di Suriah timur laut ketika mereka berusaha memperluas kehadiran mereka di bagian negara yang dilanda perang itu.

Pekan lalu, konvoi militer Rusia tiba di satu desa dekat perbatasan Suriah dengan Turki di mana perwira-perwira Rusia dilaporkan menyatakan keinginan untuk mendirikan pos militer di daerah itu.

"Sekitar 12 kendaraan lapis baja Rusia tiba di desa kami Jumat lalu," kata Osman Khalil, kepala desa Sarmsakh di Suriah timur laut. “Lebih dari 200 penduduk desa kami dan penduduk desa di dekatnya dengan cepat berkumpul dan menuju ke tempat orang-orang Rusia itu," Khalil kepada VOA dalam wawancara melalui telepon.

“Seorang komandan Rusia memberi tahu kami bahwa mereka ingin membangun pos terdepan di desa itu untuk perlindungan kami. Kami langsung mengatakan bahwa kami tidak menginginkan perlindungan mereka dan kami tidak mempercayai orang Rusia," imbuhnya.

Kepada VOA, direktur Syrian Observatory for Human Rights, Rami Abdulrahman mengatakan, petugasnya di sana mengukuhkan insiden pekan lalu itu.

Ini bukan pertama kali pasukan Rusia ditentang orang-orang Kurdi lokal di Suriah timur laut. Juni lalu, konvoi Rusia ditentang penduduk lokal ketika tiba di desa dekat perbatasan Suriah dengan Turki dan Irak dengan tujuan membangun pangkalan.

Dalam beberapa bulan ini, Rusia, pendukung utama rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad, telah meningkatkan keberadaannya di negara itu, yang sebagian besar dikuasai Pasukan Demokratik Suriah (SDF) pimpinan Kurdi.[ka/pp]

XS
SM
MD
LG