Tautan-tautan Akses

Pemprov Jawa Timur Gerak Cepat Tangani Dampak Gempa di Sumenep dan Situbondo


Gubernur Jawa Timur Soekawo, Pangdam V Brawijaya dan Kapolda Jawa Timur meninjau lokasi bencana gempa di Pulau Sapudi, Sumenep (foto: VOA/ Petrus Riski)
Gubernur Jawa Timur Soekawo, Pangdam V Brawijaya dan Kapolda Jawa Timur meninjau lokasi bencana gempa di Pulau Sapudi, Sumenep (foto: VOA/ Petrus Riski)

Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengambil langkah cepat dalam menangani persoalan bencana gempa buma 6,4 SR di perairan Situbondo, Kamis (11/10) dini hari. Berbagai upaya dilakukan untuk membantu warga yang menjadi korban serta penanganan untuk membangun kembali rumah warga yang rusak akibat gempa.

Gempa bumi 6,4 SR yang mengguncang Jawa Timur dan Bali, tepatnya di perairan Jawa Timur sekitar 55 kilometer timur laut Kabupaten Situbondo pada Kamis (11/10) dini hari, mengakibatkan tiga orang meninggal dunia akibat tertimpa bangunan roboh. Selain itu lebih dari 200 rumah warga mengalami kerusakan, mulai dari kerusakan ringan hingga berat.

Gubernur Jawa Timur Soekarwo, usai meninjau lokasi terparah akibat gempa di Pulau Sapudi, di wilayah Kabupaten Sumenep, Madura, menegaskan komitmen pemerintah provinsi yang akan membantu seluruh proses perbaikan rumah yang rusak, pengobatan warga yang sakit, serta santunan bagi keluarga korban meninggal dunia.

“Untuk semua rumah yang rusak tanggung jawab pemerintah provinsi, dikerjakan oleh Kodam dan Polisi. Untuk yang sakit tanggungan pemerintah provinsi, yang meninggal kita santuni. Besok semua segera cepat semua, sudah bisa dihitung oleh Zeni Angkatan Darat, setiap yang rusak itu habisnya berapa, perlu apa, besok pada saat yang sama callingke Sumenep, kalau Sumenep tidak ada ke Surabaya, semen, kayu, genting, dan lain sebagainya,” jelasnya.

Terkait penanganan korban gempa, Soekarwo mengatakan, akan membangunkan tenda untuk rumah sakit lapangan di dua kecamatan di Pulau Sapudi, Sumenep, karena terbatasnya ruang perawatan di Puskesmas setempat, serta warga yang masih trauma berada di dalam rumah. Rumah Sakit Tenda didirikan juga karena masyarakat enggan dibawa ke Sumenep untuk menjalani perawatan.

“Keinginan masyarakat Sapudi tidak mau di bawa ke Sumenep, dia bahkan tadi ada yang pulang, biar lihat rumahnya masih pakai ini (infus), terus dikembalikan lagi dengan ambulance untuk di Puskesmas. Karena Puskesmasnya itu 27 (kapasitas), itu kurang nyaman tempatnya, malam ini dan besok dikirim rumah sakit dari, tempatnya dari Polda dan Angkatan Darat, yaitu rumah sakit tenda. Dan juga kiriman tenda, karena tidak berani masuk rumah, nanti di lapangan didirikan tenda, akan tidur di tenda-tenda,” lanjut Soekarwo.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Kohar Hari Santoso menambahkan, pihaknya akan mengirim tim medis dan obat-obatan ke lokasi bencana gempa, khususnya untuk menangani pasien patah tulang dan luka-luka. Kohar memastikan penanganan kesehatan di lokasi gempa dapat diatasi oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dibantu Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep.

“Fasilitas kesehatan di sana masih bisa dipakai, tim saja yang kita perbantukan ke sana dengan peralatan yang kita bawa. Kasusnya yang banyak adalah karena trauma, jadi ada tiga yang meninggal, kemudian juga kasus terluka yang atah tulang yang kita kerjakan di sana. Jadi tim yang kita sesuaikan dengan kondisi lukanya tadi,” jelasnya.

Selain di Sumenep, Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga melakukan penanganan bencana gempa di Kabupaten Situbondo dan Bondowoso, meski kerusakannya masih lebih ringan dibandingkan di Pulau Sapudi, Sumenep. Pemprov Jawa Timur menetapkan 3 minggu untuk masa tanggap darurat dan pemulihan kondisi di lokasi gempa, tanpa perlu melibatkan sumber daya dari pusat. [pr/em]

Recommended

XS
SM
MD
LG