Tautan-tautan Akses

Pemerintah Negara Bagian Queensland Berusaha Tanggulangi Wabah Penyakit dan Kematian Akibat Perubahan Iklim


ARSIP - Sebatang pohon yang telah mati masih berdiri di dekat tangki air di dekat padang di pinggiran kota di barat daya Queensland, Cunnamulla, di daerah terpencil di Australia, 10 Agustus 2017 (foto: Reuters/David Gray)
ARSIP - Sebatang pohon yang telah mati masih berdiri di dekat tangki air di dekat padang di pinggiran kota di barat daya Queensland, Cunnamulla, di daerah terpencil di Australia, 10 Agustus 2017 (foto: Reuters/David Gray)

Pemerintah negara bagian Queensland di Australia akan mendanai sebuah program baru untuk menanggulangi gelombang panas yang mematikan dan merebaknya penyakit akibat perubahan iklim. Pihak berwenang bahkan tengah mendiskusikan pajak model pajak tembakau terhadap mereka yang menyebabkan terjadinya karbon sumber polusi. Inisiatif tersebut muncul saat Sekretaris Jenderal PBB memperingatkan apabila dunia tidak mengambil tindakan serius sebelum tahun 2020, maka akan ada risiko dampak dari “perubahan iklim yang tidak terkendali.”

Rencana untuk menanggulangi wabah penyakit dan kematian terkait perubahan iklim yang ditimbulkan oleh gelombang panas adalah bagian dari upaya pemerintah negara bagian Queensland untuk mengurangi emisi karbon hingga mendekati nol sebelum tahun 2050.

Strategi ini mendesak kalangan birokrat dan eksekutif untuk mempertimbangkan dampak kesehatan saat mengkaji proyek-proyek pertambangan dan energi. Strategi tersebut juga mendorong pemerintah untuk tidak memberikan subsidi “terhadap berbagai aktivitas yang berbahaya bagi kesehatan dan stabilitas iklim.”

Strategi tersebut menyebut tekanan yang ditimbulkan oleh udara panas di antara anak-anak dan lansia sebagai sesuatu yang menjadi keprihatinan di masa depan. Gelombang panas adalah bencana terbesar yang dihadapi Australia, yang telah merenggut lebih banyak jiwa dibandingkan bencana kekeringan, banjir, dan kebakaran semak secara bersama-sama.

Kekhawatiran lain yang ditimbulkan oleh perubahan iklim adalah “ketahanan pangan dan pasokan air bersih, malnutrisi, penyakit “jantung dan pernafasan” yang semakin memburuk.

Fiona Armstrong yang mengetuai Climate and Health Alliance, yang membantu memaparkan rencana tersebut, mengatakan kondisi-kondisi yang tidak terkendali dapat menimbulkan bahaya kematian.

“Anda hanya perlu melihat contoh penyakit asthma yang dipicu oleh hujan badai di Melbourne beberapa tahun yang lalu untuk menyadari bahwa kejadian-kejadian semacam ini, meskipun dapat diperkirakan, dapat mengejutkan sektor kesehatan dan masyarakat,” ujar Armstrong.

Asthma akibat hujan badai dapat dipicu saat hujan badai menimbulkan kekacauan dengan menyebarkan serbuk sari bunga kemana-mana, yang menyebabkan permasalahan penyakit pernafasan yang berpotensi untuk menimbulkan kematian.

Rencana pemerintah negara bagian Queensland juga menyebutkan adanya peningkatan risiko kesehatan mental di antara mereka yang terdampak oleh bencana kekeringan yang semakin memburuk yang telah mencengkran sebagian besar kawasan timur Australia, termasuk sebagian besar negara bagian Queensland dan di seluruh negara bagian New South Wales.

Petani Queensland, Sid Plant, mengatakan pihak berwenang federal tidak cukup berbuat.

“Para politis tampaknya tidak berkehendak untuk mengakui perubahan iklim berdampak pada para petani di Australia. Kami merasakan penderitaan sama dengan semua orang di dunia ini. Kondisi iklim saat ini berbeda dengan kondisi iklim 20 tahun atau 50 tahun yang lalu,” ujar Plant.

Para pembuat prakiraan cuaca mengatakan Australia tenggara diperkirakan akan dilanda cuaca yang lebih panas dari biasanya dan kondisi yang kering di bulan-bulan mendatang.

Beberapa warga Australia meragukan pengaruh manusia terhadap perubahan cuaca, dengan bersikukuh bahwa pergeseran iklim adalah bagian dari siklus alam. Namun, ini adalah hanya pandangan dari sebagian kecil anggota masyarakat. [ww]

Recommended

XS
SM
MD
LG