Tautan-tautan Akses

Pemadaman Listrik di Venezuela Paksa Warga Gunakan Air Tercemar


Seorang warga menatap gardu listrik yang terbakar setelah terjadinya pemadaman listrik yang meluas di Caracas, Venezuela, 11 Maret 2019 (foto: Reuters/Carlos Jasso)
Seorang warga menatap gardu listrik yang terbakar setelah terjadinya pemadaman listrik yang meluas di Caracas, Venezuela, 11 Maret 2019 (foto: Reuters/Carlos Jasso)

Warga Venezuela yang putus asa kini terpaksa mengambil air dari sungai yang tercemar dan pipa-pipa drainase, ketika pemadaman listrik di seluruh negara itu memasuki hari keenam.

Banyak sekolah dan bisnis tutup, sementara toko-toko yang tidak memiliki aliran listrik tidak lagi dapat mempertahankan kesegaran makanan yang ada.

Warga yang mengisi botol-botol air minum dari pipa drainase yang mengalir ke Sungai Guaire yang kotor telah diperingatkan untuk hanya menggunakan air tersebut untuk menyiram toilet atau membersihkan lantai.

Para dokter berharap dapat memindahkan pasien yang perlu dioperasi ke rumah-rumah sakit yang memiliki generator listrik, sehingga dapat menyelamatkan nyawa mereka.

Sebagian negara itu dilaporkan sudah kembali dialiri listrik hari Senin (11/3), tetapi laporan itu belum dapat dikukuhkan kebenarannya. Media juga belum dapat memastikan laporan korban tewas dan penjarahan yang merajalela di Venezuela karena masalah jaringan komunikasi.

Presiden Nicolas Maduro tetap menyalahkan Amerika dan kelompok oposisi sebagai penyebab pemadaman listrik itu, dan menuduh mereka sebagai pelaku serangan dunia maya terhadap bendungan pembangkit listrik tenaga air di Venezuela.

Pemimpin kelompok oposisi dan tokoh yang mendeklarasikan dirinya sebagai presiden sementara, Juan Guiado, mengatakan korupsi pemerintah dan salah kelola adalah penyebab kemelut ini. Para pakar teknik mengatakan kurangnya perawatan fasilitas infrastruktur itu dan banyaknya pakar yang melarikan diri dari negara itu telah membuat jaringan listrik Venezuela kini berada dalam kondisi mengerikan.

Amerika membantah ada hubungannya dengan pemadaman pasokan listrik di Venezuela. Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengecam Kuba dan Rusia karena masih mendukung Maduro. “Tidak ada negara yang berbuat lebih banyak untuk mempertahankan penderitaan dan kematian warga kebanyakan di Venezuela, termasuk militer dan keluarga mereka, dibanding komunis di Havana,” ujar Pompeo. “Kuba adalah kekuatan imperialis sejati di Venezuela.”

Pompeo menambahkan bahwa Maduro telah mengirim 50.000 barel minyak ke Kuba setiap hari untuk membantu menopang “perekonomian tiran sosialis Kuba, sementara Maduro membutuhkan kepakaran dan tekanan Kuba untuk mempertahankan kekuasaannya. A match made in hell!” ujar Pompeo. [em]

Recommended

XS
SM
MD
LG