Tautan-tautan Akses

Pejabat PBB Kecam Suriah karena Gunakan Anak-anak sebagai 'Alat Tawar'


Jan Egeland, utusan khusus PBB untuk Suriah (foto: dok).
Jan Egeland, utusan khusus PBB untuk Suriah (foto: dok).

Pejabat tinggi PBB mengatakan ia khawatir Presiden Suriah Bashar al-Assad "menggunakan anak-anak sebagai alat tawar-menawar" dalam kesepakatan untuk mengevakuasi pasien yang sakit kritis, terutama anak-anak, dari kota yang dikuasai oposisi dan terkepung di pinggiran ibu kota, Damaskus.

Jan Egeland, utusan khusus PBB untuk Suriah, menyatakan frustrasinya mengenai munculnya kesepakatan timbal balik di mana pejabat Assad menyetujui evakuasi anak-anak yang sakit dengan imbalan pembebasan karyawan pemerintah Suriah yang ditahan oleh pemberontak.

"Mari kita berharap kesepakatan itu lancar dilaksanakan," kata Egeland kepada BBC.

"Bisa juga menjadi kesepakatan yang buruk. Kesepakatan itu tidak baik jika mereka menukar anak-anak yang sakit dengan tahanan, itu artinya anak-anak menjadi alat tawar-menawar dalam perang. Ini seharusnya tidak terjadi. Mereka berhak atas evakuasi dan kita berkewajiban untuk mengevakuasi mereka," tandasnya.

Sejak Selasa, 32 pasien sudah dievakuasi dari daerah Damaskus, setengahnya berasal dari daerah pinggiran Ghouta Timur. Palang Merah Internasional mengatakan separuh lainnya adalah kasus mendesak.

Ghouta Timur dikepung oleh pasukan rezim Suriah dan sekutunya Syi'ah selama lebih dari lima tahun dan setiap hari menjadi sasaran pesawat tempur dan tembakan artileri pemerintah.

Daerah kantong tersebut, salah satu benteng terakhir pemberontak di negara yang dilanda perang itu, adalah gabungan dari kota-kota dan desa-desa pertanian.

Pemerintah Suriah menolak untuk mencabut blokade terhadap hampir seluruh wilayah itu selama delapan bulan terakhir.

Ghouta Timur menjadi sasaran dalam serangan gas sarin yang diduga dilancarkan oleh pasukan Assad pada tahun 2013. [my/al]

XS
SM
MD
LG