Tautan-tautan Akses

Pasien di Tigray Meninggal Karena Kekurangan Obat-obatan


Seorang petani Teklemariam Gebremichael, yang mengaku telah ditembak oleh pasukan Eritrean, berbicara kepada seorang dokter (kiri) di rumah Sakit Rujukan Ayder di Mekele, Ethiopia, pada 6 Mei 2021. (Foto: AP/Ben Curtis)
Seorang petani Teklemariam Gebremichael, yang mengaku telah ditembak oleh pasukan Eritrean, berbicara kepada seorang dokter (kiri) di rumah Sakit Rujukan Ayder di Mekele, Ethiopia, pada 6 Mei 2021. (Foto: AP/Ben Curtis)

Para dokter di wilayah Tigray, Ethiopia, mengatakan berkurangnya pasokan peralatan medis dan obat-obatan yang disebabkan oleh blokade yang dilakukan pemerintah terhadap wilayah tersebut telah menyebabkan sejumlah pasien meninggal sia-sia.

Para dokter di Rumah Sakit Rujukan Ayder di Mekelle, yang merupakan rumah sakit terbesar di wilayah itu, mengatakan bahwa rumah sakit tersebut kekurangan cairan infus dan oksigen. Dalam pernyataan yang disampaikan, para dokter tersebut berujar bahwa kekurangan pasokan obat-obatan dan peralatan medis membuat mereka "hampir tidak mungkin" untuk melakukan tindakan operasi dan prosedur penting lainnya dalam enam bulan terakhir.

Menurut kantor berita Reuters, dokter rumah sakit mengidentifikasi 117 kematian dan puluhan komplikasi, seperti infeksi, amputasi dan gagal ginjal, yang terkait kekurangan obat-obatan dan peralatan penting. Seorang dokter senior mengatakan 80 hingga 90 persen rumah sakit dan klinik di Tigray tidak berfungsi.

Sejumlah dokter mengaitkan situasi yang mengerikan itu dengan apa yang digambarkan PBB dan Amerika Serikat sebagai blokade pemerintah secara de facto terhadap wilayah tersebut.

Wilayah Tigray utara telah dilanda perang sejak November 2020, setelah berbulan-bulan ketegangan yang terjadi antara pemerintah Perdana Menteri Abiy Ahmed dan partai yang berkuasa di kawasan itu, Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF), semakin meningkat. Pertempuran antara pemerintah pusat dan pasukan Tigrayan mengakibatkan kematian ribuan orang dan memaksa jutaan warga sipil meninggalkan rumah mereka.

Sejak awal pertempuran, kekhawatiran akan sulitnya akses bantuan kemanusiaan ke wilayah itu, pasokan sumber daya dan peralatan medisnya, semakin meningkat. [ka/mg]

Recommended

XS
SM
MD
LG