Tautan-tautan Akses

Pariwisata Alam akan Dibuka Bertahap


Obyek Pariwisata dan Hotel di Candi Dasa, Karangasem, Bali (foto: Gus Santi Utama).
Obyek Pariwisata dan Hotel di Candi Dasa, Karangasem, Bali (foto: Gus Santi Utama).

Gugus Tugas mengizinkan pariwisata alam kembali dibuka secara bertahap di zona hijau dan kuning.

Setelah ditutup selama tiga bulan, pariwisata alam akhirnya diizinkan Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 untuk beroperasi kembali. Ketua Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan keputusan ini diambil karena aktivitas berbasis ekosistem dan konservasi memiliki tingkat risiko Covid-19 yang paling ringan.

“Kawasan pariwisata alam tersebut terdiri dari kawasan wisata bahari, kawasan konservasi perairan, kawasan wisata petualangan, taman nasional, taman wisata alam, taman hutan raya, suaka marga satwa, Geopark, pariwisata alam non kawasan konservasi antara lain kebun raya, kebun binatang, taman safari, desa wisata dan kawasan wisata alam yang dikelola oleh masyarakat,” ungkap Doni dalam telekonferensi pers di Gedung BNPB, Jakarta, Senin (22/6).

Lanjutnya, kawasan pariwisata alam ini akan dibuka secara bertahap dengan kapasitas maksimal 50 persen. Pariwisata alam yang berada di 270 kabupaten/kota yang akan dibuka ini berada di zona hijau dan kuning. Menurut Doni, kawasan pariwisata alam yang berada di zona lain akan diatur lebih lanjut, sesuai dengan kesiapan daerah dan pengelola kawasan.

Keputusan pembukaan kawasan pariwisata alam di zona yang disebutkan, kata Doni, akan diserahkan kepada bupati dan walikota, tentunya melalui proses musyawarah forum komunikasi pimpinan daerah yang melibatkan pihak-pihak terkait, epidemiologi. Ia juga mengingatkan kepada pengelola kawasan pariwisata untuk menerapkan protokol kesehatan yang ketat secara disiplin.

“Saya juga mengingatkan agar para bupati dan walikota selalu melakukan konsultasi dengan para Gubernur, dan mengacu pada regulasi yang sudah dibuat oleh pemerintah pusat terkait kebijakan menuju masyarakat produktif dan aman Covid-19. Keputusan ini harus melalui tahapan pra kondisi yakni edukasi, sosialisasi, dan simulasi sesuai dengan kondisi kawasan pariwisata alam dan karakteristik masyarakat di daerah masing-masing,” imbuhnya.

Pariwisata Alam Akan Dibuka Bertahap
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:11 0:00

Masih menurut Doni, meski telah dibuka, kawasan pariwisata alam tersebut bisa kembali ditutup kalau dalam perkembangannya ditemukan kembali kasus virus corona.

Wishunutama: Pembukaan Pariwisata Dapat Menggerakkan Perekonomian Rakyat

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandrio menyambut baik pembukaan secara bertahap sektor pariwisata ini. Ia mengatakan, keputusan ini dapat membangkitkan kembali perekonomian rakyat yang terhantam Covid-19.

“Banyak pelaku sektor pariwisata sangat menanti kebijakan ini, karena selama tiga bulan terakhir mereka sangat terdampak oleh pandemi ini. Protokol kesehatan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang disusun dan diusulkan oleh kemenparekraf telah disahkan melalui Kemenkes. Diharapkan protokol kesehatan ini dapat menjadi acuan bagi semua pihak dalam perencanaan pembukaan pariwisata termasuk wisata alam,” ungkap Wishnu.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama.(Sumber: Kemenparekraf)
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama.(Sumber: Kemenparekraf)

Lebih lanjut Wishnu menjelaskan butuh kesiapan pemda setempat, pelaku industri dan masyarakat di masing-masing daerah guna menyambut kenormalan baru di tempat-tempat pariwisata ini. Maka dari itu pelaksanaan protokol kesehatan harus benar-benar dilakukan secara disiplin dan ketat. Hal ini semata-mata dilakukan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat.

“Pariwisata adalah sektor yang sangat bergantung pada kepercayaan wisatawan domestik, maupun internasional dalam memberikan rasa aman , sehat dan nyaman. Kita harus dapat membangun kepercayaan ini agar pariwisata dapat bangkit kembali. Jangan sampai dalam pelaksanaannya nanti malah terjadi peningkatan kasus baru karena memperbaiki protokol bisa dalam waktu sehari, dua hari saja, tetapi mengembalikan rasa percaya butuh waktu yang cukup lama. Jika kita tidak hati-hati dan disiplin dalam pelaksanaannya dampak ekonominya bisa lebih buruk nantinya bagi sektor pariwisata,” jelas Wishnu.

KLHK: 29 Taman Nasional dan Wisata Alam Siap Dibuka

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengatakan setidaknya ada 29 taman nasional dan taman wisata alam yang akan dibuka secara bertahap dan hati-hati.

“Berdasarkan hasil kerja KLHK bersama-sama dengan pemda di lapangan melalui unit pelaksana teknis kerja kementerian telah tercatat 29 taman nasional dan taman wisata alam yang secara bertahap sudah dapat dibuka dari proyeksi waktu saat ini sampai dengan kira-kira pertengahan Juli. Setelah itu kita akan cek kembali beberapa lokasi lain yang juga bisa dibuka secara bertahap,” ujar Siti.

Sejumlah kuda tertambat siap mengantar pengunjung mengelilingi sejumlah obyek wisata di Gunung Bromo, Jawa Timur. (Foto: VOA/Petrus Riski)
Sejumlah kuda tertambat siap mengantar pengunjung mengelilingi sejumlah obyek wisata di Gunung Bromo, Jawa Timur. (Foto: VOA/Petrus Riski)

Kawasan wisata alam yang akan dibuka tersebut terletak di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, NTT, NTB, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan dan Bali.

Selain itu, Siti juga mengatakan sejak pandemi, pihaknya memang telah menutup kawasan konservasi dari aktivitas pariwisata untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya transfer zoonosis atau penularan yang terjadi antara satwa dengan manusia. Menurutnya, belum ada dampak yang signifikan selama penutupan berlangsung, karena secara rutin area konservasi akan ditutup untuk diistirahatkan.

“Yang kami lakukan adalah menjaga kawasannya, dari keamanan dari perambahan. Kemudian sambil kita ikuti perkembangannya, supaya satwanya tidak kekurangan pakan. Dampak positif? Beberapa taman nasional yang saya sebutkan akan dibuka misalnya Gunung Gede Pangrango, Bromo, Tengger Semeru, Rinjani, kita memang punya jadwal normal bahwa taman-taman ini selama sepanjang tahun itu diistirahatkan,” papar Siti.

"Jadi kadang-kadang ada yang satu atau dua bulan. Tergantung karena setiap kawasan konservasi ini ada keunikannya sendiri. Oleh karena itu, selama dia ditutup, kita terus ikuti aktivitas misalnya gajah-gajah di Way Kambas atau satwa-satwa lain, tapi secara prinsip bahwa taman-taman nasional atau wisata alam ini pada dasarnya memang ada langkah-langkah regular untuk istirahatkan,” imbuhnya. [gi/ab]

Recommended

XS
SM
MD
LG