Tautan-tautan Akses

Para Perwira Militer, Analis AS Peringatkan Terlalu Dini Tarik Pasukan dari Suriah


Seorang tentara AS (kiri, duduk di atas kendaraan lapis baja, di belakang penghalang pasir), berjaga pada posisi yang baru dipasang di dekat garis depan yang tegang antara Dewan Militer Suriah Manbij yang didukung AS dan pejuang yang didukung Turki, di Manbij, Suriah utara, Rabu, April 4, 2018.
Seorang tentara AS (kiri, duduk di atas kendaraan lapis baja, di belakang penghalang pasir), berjaga pada posisi yang baru dipasang di dekat garis depan yang tegang antara Dewan Militer Suriah Manbij yang didukung AS dan pejuang yang didukung Turki, di Manbij, Suriah utara, Rabu, April 4, 2018.

Para pejabat militer dan analis Amerika memperingatkan bahwa terlalu dini bagi pasukan Amerika untuk mundur dari Suriah sebagaimana diusulkan oleh Presiden Donald Trump pekan ini.

Meskipun pasukan yang didukung oleh Amerika merebut kembali sebagian besar wilayah dari militan ISIS di Suriah , kini Turki melakukan ofensif di Suriah Utara untuk menyingkirkan orang-orang Kurdi yang tadinya berada di garis terdepan dalam perang melawan teroris.

Ankara mengklaim milisi Kurdi di Suriah dan Irak terkait dengan kelompok teroris Kurdi yang terlarang yang ingin menciptakan negara Kurdistan merdeka. Gedung Putih, Rabu (4/4), mengatakan, pengalihan kekuasaan ke pasukan-pasukan lokal hanya akan terjadi jika tidak ada lagi bahaya dari ISIS, tetapi sejauh ini tanggal penarikan mundur pasukan Amerika itu belum ditetapkan.

Pada saat ini ada sekitar 2.000 tentara Amerika di Suriah. Sebagian besar mereka dikerahkan di dekat kota Manbij di Suriah utara. Daerah itu telah direbut kembali dari Negara Islam (ISIS) oleh pasukan lokal yang didukung oleh Amerika. Sebagian besar pasukan itu adalah milisi Kurdi.

Dalam pidatonya baru-baru ini, Presiden Amerika Donald Trump mengatakan sudah waktunya bagi tentara Amerika untuk pulang, tetapi para panglima militer Amerika dan komandan lokal mengatakan itu terlalu cepat.

“Kami telah membebaskan daerah kami dari ISIS, dan kami semua sama-sama sekutu dan sahabat di semua daerah yang dibebaskan. Ada pernyataan dari Departemen Luar Negeri dan Pentagon, dan dari tataran pasukan yang berada di garis depan dengan kami – para pemegang tongkat komando – yang mengatakan mereka akan bertahan di Manbij," kata Mohammed Abu Adel, anggota Dewan Militer Manbij.

Personel militer Amerika di Manbij baru-baru ini mendirikan pos terdepan di atas bukit dekat garis depan yang tegang yang membagi pasukan yang didukung oleh Amerika dan pasukan yang didukung oleh Turki.

“Sebelumnya hanya patroli, tapi sekarang ini lebih baik. Pasukan ini untuk melindungi wilayah dan memastikan bahwa tidak ada serangan dari Turki atau dari tentara bayaran di daerah ini,” kata Ali Manbij, komandan pasukan yang berada di garis depan di Manbij.

Gedung Putih menegaskan bahwa pasukan Amerika akan ditarik mundur dari Suriah, tetapi juru bicara Sarah Huckabee Sanders mengatakan belum ada tanggal yang ditetapkan untuk penarikan itu.

“Kami ingin fokus pada transisi ke penegakan keamanan lokal dan kami ingin melakukannya dalam proses itu untuk memastikan bahwa ISIS tidak muncul kembali dan merebut kemajuan yang telah kita capai. Jadi, itulah arah yang kita tuju karena keadaan telah berubah berkat keberhasilan di bawah kepemimpinan presiden. Kami sedang mengevaluasi keadaan itu saat ini,” kata juru bicara Gedung Putih, Sarah Huckabee Sanders.

Sebagian analis mengatakan bahwa ISIS belum meninggalkan Suriah, meskipun kelompok militan itu telah kehilangan wilayah-wilayah yang sebelumnya mereka kuasai di sana, dan pasukan-pasukan baru kini berusaha menguasai kawasan itu.

Para Perwira Militer, Analis Peringatkan tentang Penarikan Pasukan secara Terburu-buru dari Suriah
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:54 0:00

“Para penasihat Trump hari ini dan dalam beberapa hari terakhir telah benar-benar berusaha meyakinkannya bahwa penarikan tiba-tiba pasukan dari Suriah sebenarnya bukan kepentingan Amerika, karena langkah itu hanya akan membuat Rusia dan Iran semakin berani untuk terus mendukung rezim di Damaskus. Selain itu, langkah demikian sejujurnya juga akan membuat Turki semakin berani untuk melanjutkan intervensi di Afrin dan kemudian ke Tal Rifaat dan lebih jauh lagi ke arah timur,” kata salah seorang analis, Amy Austin Homes dari lembaga penelitian Wilson Center di Washington, D.C.

Dukungan Amerika terhadap milisi Kurdi dalam perang melawan Negara Islam atau ISIS di Suriah dan Irak telah menjadi sumber ketegangan antara Amerika Serikat dan sekutunya, Turki yang juga anggota NATO. [lt/uh]

XS
SM
MD
LG