Tautan-tautan Akses

Para Pemimpin Sampaikan Keluhan dalam Sidang Umum PBB


Perdana Menteri Makedonia Zoran Zaev dalam Sidang Umum PBB. (Foto:Dok)
Perdana Menteri Makedonia Zoran Zaev dalam Sidang Umum PBB. (Foto:Dok)

Serangan verbal mewarnai Majelis Umum PBB hari Sabtu (23/9) saat menteri luar negeri Korea Utara menanggapi Presiden Donald Trump, dan seorang pejabat senior India mengecam Pakistan.

Salah satu pidato yang paling dinanti pekan ini adalah Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho. Ri menyebut Trump "orang sakit jiwa yang sarat megalomania" yang juga dalam misi bunuh diri, dan mengisi pidato 22 menitnya dengan kata-kata pilihan dan penghinaan. Delegasi terdengar bertepuk tangan pada akhir pidato.

Dalam pidato hari Selasa, presiden Trump menyebut Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un "Rocket Man" yang sedang dalam misi bunuh diri dengan program nuklirnya.

Ri bukan satu-satunya yang menggunakan kesempatan itu untuk melakukan serangan verbal kepada lawan. Menteri Luar Negeri India, Sushma Swaraj, memulai dengan doa "Namaste" kemudian meluncurkan serangan terhadap negara tetangga dan saingannya, Pakistan.

Wakil Menteri Luar Negeri Suriah Walid Mouallem memuji kemajuan militernya baru-baru ini dalam perang saudara, yang dalam tahun ketujuh. Ia juga mengecam Turki dan koalisi anti-ISIS pimpinan Amerika karena melakukan apa yang disebut kebijakan agresif melawan rakyat Suriah. Ia menambahkan, agenda mereka "sangat kontras dengan peran positif yang dimainkan Rusia dan Iran."

Menteri Luar Negeri Irak Ibrahim al-Jafaari mengungkapkan tentangan terhadap referendum Kurdi untuk merdeka dari Irak yang dijadwalkan hari Senin.

Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel Al-Jubeir mengutuk kebijakan diskriminasi pemerintah Myanmar dan kampanye militer mereka terhadadp Muslim Rohingya. Ia mengatakan Arab Saudi sejauh ini menyediakan bantuan kemanusiaan 15 juta dolar untuk membantu pengungsi itu.

Sedangkan Presiden Republik Demokratik Kongo Joseph Kabila mengatakan militernya memerangi teroris di tengah dan timur negara itu. Kelompok hak asasi dan pemantau lain mengatakan pertempuran antara pasukan pemerintah dan kelompok militan setahun ini menewaskan puluhan warga sipil dan penderitaan tak terperikan. Sudah lebih dari 1,4 juta orang mengungsi di provinsi Kasai saja.

Pertemuan tahunan para pemimpin itu berakhir hari Senin (25/9). [ka]

XS
SM
MD
LG